Bupati Buka Kejurkab Drum Band ke IX

BANYUWANGI (onemediastyle.com) Event kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Drum Band ke IX di Banyuwangi sejak hari Rabu (22/12) hingga Minggu (26/12). Kejurkab tersebut dibuka dan dilepas langsung oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, M.si di depan Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Adapun peserta kejurkab Drum Band tersebut diikuti oleh pelajar tingkat SD hingga SMP dan Umum. Berdasarkan informasi yang dihimpun onemediastyle.com di lapangan menyebutkan bahwa Kejurkab Drum Band itu dinilai oleh 7 juri dari berbagai Kabupaten di Jawa Timur. Dan tidak adanya juri dari Banyuwangi, menurut salah satu panitia penyelenggara lomba tersebut yakni untuk menjaga netralitas kepesertaan lomba itu.
Dan lomba itu sendiri dimulai serta dilepas oleh Bupati Anas tepat pukul 01.30 WIB yang semula direncanakan akan dilepas pada jam 01.00 WIB.
Sementara itu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, M.si dalam sambutannya menyatakan bahwa digelarnya lomba tersebut adalah dalam rangka hari jadi Kabupaten Banyuwangi (Harjaba) yang dilakukan setiap tahun.
"Diadakannya lomba Drum Band Bupati Cup ke IX ini adalah dalam rangka memperingati hari jadi Banyuwangi dan hadiahnya yakni merebut thropy bupati," ujar Bupati Banyuwangi di akhir sambutannya, Rabu, (22/12). (ANS/ADY)

Menelisik Hari Jadi Probolinggo

Jika kita berbicara tentang sejarah lahirnya kota Probolinggo, kita tidak akan lepas dari sejarah kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau Jawa, yaitu kerajaan Majapahit. Pada zaman pemerintahan Raja Majapahit ke IV, yaitu Prabu Radjasanagara atau Sri Nata Hayam Wuruk (1350-1389), daerah Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, sesuai dengan nama sungai yang mengalir ditengah daerah ini.
Di dalam Kakawin Nagarakertagama, Prapanca, pujangga Majapahit yang terkenal menyebutkan bahwa  Banger, yang semula merupakan pedukuhan kecil di muara kali Banger berkembang menjadi Pakuwon yang dipimpin oleh seorang Akuwu di Sukodono di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Pada saat Bre Wirabumi (Minakjinggo) bertahta sebagai Raja Blambangan, Banger  masuk ke dalam daerah kekuasaan Bre Wirabumi. Perselisihan  menyebabkan Banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan menjadi kancah peperangan antara Bre Wirabumi (Blambangan) dengan Prabu Wikramawardhana (Majapahit) yang dikenal dengan sebutan “Perang Paregreg”.


Perjalanan Hayam Wuruk
Prapanca mencatat bahwa setelah berakhir musim dingin (musim hujan), , Hayam Wuruk sebagai raja sering mengadakan perjalanan untuk mengunjungi daerah terdekat seperti Jalagiri, Blitar, Polaman, Daha dan sebagainya, termasuk desa Perdikan Jalagiri yang terletak tidak jauh di sebelah Timur Majapahit, serta Wewe Pikatan di Candi Lima, dengan jalan kaki saja. Beliau juga suka berkunjung ke Palah untuk berziarah ke Candi Siwa, lalu ke Blitar , Jimur Silaahrit, Polaman, Daha, Janggalah.
Menurut Prapanca, Prabu Hayam Wuruk pernah mengunjungi Panjang diiringi oleh segenap pembesar pemerintah pusat pada tahun Saka 1275 (Masehi); serta Pantai Selatan pada tahun saka 1276 (Masehi 1357). Perjalanan tersebut menembus hutan belantara hingga ke Lodaya, Teto dan Sideman. Pada tahun Saka 1281 (Masehi 1359) bulan Badra (Agustus-September) Beliau juga mengunjungi Lumajang.
Dalam Kakawin Nagarakertagama (sebenarnya bernama Decawarnana), Prapanca memberikan uraian yang cukup lengkap tentang perjalanan ini hingga kita dapat mengetahui desa-desa dan daerah-daerah yang dikunjungi dalam perjalanan itu. Pupuh 80/4 menyatakan bahwa perjalanan keliling daerah yang dilakukan oleh Sri Nata Hayam Wuruk memiliki tujuan menghapus semua durjana dari wilayah kerajaan Majapahit.
Tentang perjalanan ini, R. Ng Yosodipura, Pujangga Surakarta Hadiningrat, menulis:
"Prabu Hayam Wuruk sajroning andong lelono anjajah praja ing tanggap warsa 1359, tahun candra nalungsure in jurang terpis, tumekeng perenging wuki Temenggungan tumuju ing argo Tengger ing Mada Karipura. Tumurun ing tepising wonodrikang banger ambeting warih, Sang Prabu manages ing ngarsanging Dewa, denyo nerusake lampah marang Sukodono ing wuwus nyuwun nuggroho supoyo tansah pinanjungan ing Hyang Widi bisa tansah kaleksanaan ing sediyo. Kang dadi ubayane ing wuri utusan pawongan ing Wono Banger babat Wono Gung mrih saranan ing rejaning projo ing wuri.
Kasigek caritaning lampah, Sang Prabu sank Pungguwo cantang balung kinen angungak ing projo sadeng sawusnyo prang pupuh. Dening Sang Prabu wus kinaryo penggalihan in sumangso kelempahan kang katur babat wono gung arso pinaringan aprasanti dadio tungguling projo anyar aselisih akuwu kadipaten Sukodono Lumajang, Prasetianing sang noto ing tepising wonodri katiti ing mongso wanchi purnomo angglewang (lingsir), respati arinipun. Sang noto Rejosonenoro andon lelono ing brang wetan tumekeng manguni Blambangan lan saindenging brang wetan."


Terjemahan dalam bahasa Indonesia kira-kira:
"Prabu Hayam Wuruk selama berkelana keliling negara pada tahun 1359, candra tahun: nalungsure ing jurang terpis (1359), tiba di lereng gunung Tumenggungan dan menuju ke gunung Tengger di Madakaripura.  Pada saat turun dan sampai di tepi sungai yang airnya berbau banger (anyir), Sang prabu memohon anugerah kepada Dewa agar dalam kelanjutan perjalanannya ke sukodono selalu dipayungi/ dilindungi Sang Hyang Widi dan bisa terlaksana sesuai rencana. Yang menjadi upayanya kemudian, sang prabu menyuruh orang-orang yang tinggal di (sekitar) Hutan Banger untuk membuka Hutan agar menjadi sarana berkembangnya praja/ wilayah/ kota/ daerah (banger) di kemudian hari.
Singkat cerita, Sang Prabu dan rombongan meninjau daerah Sadeng yang dulunya bekas ajang perang sadeng (berziarah???) dan kemudian Sang Prabu memutuskan mengangkat kepala daerah baru untuk daerah yang baru dibuka -Banger- dibawah pemerintahan Akuwu kadipaten Sukodono Lumajang. Janji (ketetapan/ keputusan) Sang Nata di tepi hutan tercatat pada bulan Purnama condong, hari Kamis. Sang Nata Rejosonegoro berkelana di daerah Timur sampai menjumpai Blambangan dan pelosok daerah timur."

Perintah Prabu Hayam Wuruk untuk membuka hutan Banger (babat alas Banger) tersebut jatuh pada tanggal 4 September 1359, dan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Probolinggo.

Wilayah-wilayah Probolinggo Dalam Kakawin NagaraKertagama
Kakawin Nagarakertagama dengan jelas menyebut nama-nama desa (daerah) yang tidak asing lagi bagi masyarakat Probolinggo, yaitu Borang, Banger, dan Bermi. Nama-nama desa tersebut dituliskan pada Pupuh XXI/1 dan XXXIV/4. Desa Baremi (penduduk asli lebih mengenalnya dengan sebutan Bremi) terletak di Kelurahan Sukabumi Kota Probolinggo. Borang, sekarang bernama Kelurahan Wiroborang sebagai paduan antara Wirojayan dan Borang. Desa Banger yang terletak di antara Bremi dan Borang, sekarang merupakan pusat Kota Probolinggo.
Nama Banger sampai sekarang masih dikenal sebagai nama sungai yang mengalir tepat di tengah Kota Probolinggo. Sungai dengan aliran kecil yang lebih tampak seperti saluran pembuangan berbau busuk. Hingga tahun 1900-an, sungai ini masih jernih dan lebar sehingga banyak perahu dagang dari Madura dapat masuk berlabuh di pusat perdagangan yang terletak di sekitar jalan Siaman sekarang. Pada jaman dahulu tempat ini merupakan sebuah teluk, yang disebut “Tambak Pasir”. Kira-kira tahun 1928 sebagian dari sungai ini ditimbun (diurug) dan dijadikan jalan yang sebagian menjadi Jalan Siaman dan Jalan KH. Abdul Aziz.
Ada mitos yang cukup populer di kalangan masyarakat Probolinggo bahwa nama Kali Banger di berikan karena air sungai tersebut berbau banger / amis oleh darah Minak Jinggo yang dipenggal kepalanya oleh Raden Damarwulan. Jika yang dimaksud dengan pertarungan antara Minak Jinggo dengan Damarwulan ini adalah peperangan antara Bre Wirabumi dengan Raden Gajah yang terjadi pada tahun 1404-1406 (Perang Paregreg), maka anggapan tersebut secara logis tidak benar. Perang Paregreg terjadi pada tahun 1404-1406, sedangkan Prapanca dalam buku Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 sudah menyebut nama Banger. Mengingat nama Banger sudah ada kira-kira sejak tahun 1359 Masehi, maka mitos yang lebih "masuk akal" adalah bahwa bau banger itu disebabkan oleh bau darah dan mayat-mayat yang terjadi akibat peperangan antara Majapahit dengan Lumajang pada ”Pemberontakan Nambi, Aria Wiraraja” pada tahun 1316 Masehi.

Waspadai Angin Dipantura

Banyuwangi ( onemediastyle.com )  – Diperkirakan 3 hari hingga satu minggu kedepan wilayah Madura hingga Banyuwangi (sepanjang Pantura) akan terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang.

Hal ini diungkapkan oleh kepala BMKG Banyuwangi, Arif Triyono ketika ditemui oleh cahayaedukasi.com di ruang kerjanya. Menurut Arif Triyono, dari pantauan Citra Satelit, wilayah Pantura tertutup awan Cumulus Nimbus (CB), yang berpotensi hujan lebat yang membawa angin kencang. Pergerakan awan CB ini berasal dari wilayah Timur Laut Indonesia menuju Selatan, bergerak ke daratan Jawa. Daerah-daerah yang terkena pengaruh terbentuknya awan CB ini adalah seluruh kabupaten di pulau Madura, Pantura, wilayah eks karisidenan Besuki hingga Banyuwangi. Perlu diwaspadai untuk wilayah Besuki diperkirakan mulai siang hingga sore akan turun hujan lebat yang disertai angina kencang.
Dijelaskan oleh Arif Triyono, akhir Oktober ini hampir di seluruh Indonesia sudah mulai berakhir musim pancaroba, dan memasuki musim hujan. Intensitas hujan di  Indonesia, khususnya pulau Jawa, kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan angin bertiup cukup kencang, antara 20 hingga 40 KM/jam. Hal ini menurut Arif Triyono, pengaruh dari meningkatnya suhu air laut di seluruh perairan Indonesia. Salah satu penyebab meningkatnya suhu air laut, akibat dari pemanasan global yang terjadi di Indonesia maupun hampir di seluruh muka bumi.
Arif Triyono menyampaikan kepada seluruh masyarakat, terutama pengguna jalan yang melintas di Pulau Madura hingga Banyuwangi, agar mewaspadai turunnya hujan yang cukup lebat disertai angin kencang. Dikhawatirkan hujan yang disertai angin kencang ini akan menimbulkan kerusakan pada pohon-pohon besar yang ada di pinggir jalan, dan mengganggu pandangan bagi pengguna jalan yang akan melintas.
Dijelaskan oleh Arif Triyono, pada dasarnya ada perbedaan antara angin kencang dengan angina puting beliung. Masyarakat masih menganggap bahwa angin yang bertiup cukup kencang dikategorikan sebagai putting beliung. Padahal ada perbedaan, yakni angin kencang datangnya secara sporadis dan bertiup secara kontinyu atau lurus satu arah. Sedangkan angin puting beliung, datangnya tidak terarah dan ngawur. “Kalau angin kencang belum tentu menimbulkan angin puting beliung, namun kalau angin puting beliung sudah dapat dipastikan bertiup sangat kencang dan menimbulkan banyak kerusakan,” ujar Arif Triyono.
Sedangkan untuk angin kencang yang disertai badai, dipastikan tidak akan terjadi di Indonesia. Karena badai adanya di daerah-daerah benua Eropa, Amerika dan sebagian kecil Asia. Hal ini disebabkan karena Indonesia masuk di garis khatulistiwa dan badai tidak memasuki garis khatulistiwa. “Baru-baru ini terjadi badai Chaba di wilayah Philipina. Namun badai ini sama sekali tidak mengenai Indonesia, hanya ekornya saja yang berimbas di wilayah Indonesia bagian Timur, yakni Sulawesi dan Papua. Itupun hanya berimbas kepada naiknya gelombang laut dan angina kencang di sekitar perairan Sulawesi dan Papua,” ungkap Arif Triyono. Badai Chaba yang terjadi di Philipina bergerak menjauhi Indonesia menuju Utara dari Benua Asia. (Caka)

PWNU Jatim Malu Ada Dolly



 

Surabaya (onemediastyle.com) - Ketua PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah mendukung langkah Gubernur Jatim Soekarwo yang akan menutup Gang Dolly. PWNU meminta penutupan lokalisasi itu tidak hanya sekadar wacana dan tidak jelas arahnya.

"Tentunya kami sangat apresiasi tinggi atas penutupan lokalisasi Dolly. Tapi harus ingat, jangan sampai ada opsi pemindahan lokasi maksiat Dolly ke tempat lain, baik di Surabaya atau daerah Jatim lainnya. Jangan memindahkan masalah dan membuat masalah baru," tukasnya kepada beritajatim.com, Minggu (24/10/2010).

Menurut Mutawakil, para PSK Dolly harus diberi jalan keluar dengan bimbingan agama agar kembali ke yang jalan benar. Selain itu, pemerintah wajib memberikan keterampilan dan keahlian baru agar tidak kembali ke jurang kemaksiatan.

"Harus diberi pemahaman yang masif, kalau jadi PSK itu pekerjaan haram dan bisa menderita dunia hingga akhirat. Penutupan Dolly jangan hanya wacana, masyarakat sudah bosan dengan wacana-wacana terus," imbuhnya.

PWNU Jatim mengusulkan kepada pemerintah, jika memang Dolly benar-benar ditutup, lokasi eks prostitusi itu harus diubah dengan kawasan potensi ekonomi lainnya. Seperti, mendirikan pusat grosir dan perdagangan di sana. Ini diharapkan agar bisa menetralisir lokasi maksiat yang terlanjur dicap masyarakat.

"Sangat tidak layak Jatim memiliki lokasi Dolly. Dari jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 14 ribu, 60 persen-nya ada di Jatim. Ini bisa menjadi alasan murkanya Allah di Jatim, kalau Dolly dibiarkan terus," tuturnya.

Mutawakil pun mengutip salah satu bunyi hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Tabrani, yakni "Allah tidak akan menurunkan adzab secara umum, akibat kedurhakaan orang tertentu. Allah akan menurunkan adzab secara umum (orang baik dan orang jahat), jika masyarakat yang mengetahui kemungkaran itu membiarkan saja".[tok/ted]

Sertifikat Gratis Dijadikan Ajang Pungli, Ribuan Warga Jadi Korban

Proyek program nasional (Prona) yang terwujud dalam sertifikasi gratis milik badan pertanahan nasional (BPN) di seluruh Indonesia dalam setahun terakhir kini tampaknya telah dijadikan lahan subur dalam melakukan pungutan liar (pungli) terhadap sebagian masyarakat. Adapun oknum yang melakukan tindakan pungli tersebut yakni mulai dari oknum petugas di BPN hingga oknum-okunum di desa yang memperoleh Prona (program nasional).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun onemediastyle.com menyebutkan bahwa korban-korban tindakan pungli yang dilakukan aparat BPN dan desa yakni sebanyak 13 desa yang ada di Kecamatan Banyuanyar, Probolinggo, Jawa Timur (jatim).   Menurut salah satu warga desa Leprak Wetan yang enggan ditulis namanya mengatakan bahwa,"Tanah pekarangan saya kena biaya 500 ribu, kan semestinya prona itu kan gratis gak ada biayanya untuk menyertifikat, to? Jadi kenapa kok masih ditarik biaya oleh aparat desa maupun aparat BPN," ujarnya kepada onemediastyle.com di rumahnya.

Sedangkan menurut kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Probolinggo, Sugiarto saat dikonfirmasi onemediastyle.com di ruang kerjanya membenarkan terhadap keberadaan prona yang seluruh pembiayaannya telah ditanggung seratus persen oleh pemerintah pusat. Jadi, bila di bawah terjadi pungutan hingga Rp  500 ribu itu di luar kebijakan BPN," ujar Sugiarto.

Bangunan SMP3 Maron Menyimpang Dari RAB Dispendik Tutup Mata


Dinas pendidikan Kabupaten Probolinggo kembali disorot oleh masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta lembaga- lembaga lainnya, mulai dari dugaan carut marutnya tunjangan fungsional Guru serta dugaan Pungli (Potongan Liar-red) tunjangan guru sertifikasi yang saat ini lagi heboh- hebohnya di Kabupaten Probolinggo, benar atau tidaknya saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan / pemantauan LPPNRI (Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara RI-red) tak hanya soal dunia pendidikan yang menuai permasalahan, namun proyek pembangunan gedung sekolahpun kurang dari pemantauan Dinas Pendidikan kabupaten Probolinggo.

Seperti yang terjadi di SMP3 Maron dana yang dikucurkan oleh pemerintah daerah lewat APBD tahun 2010 senilai kurang lebih Rp: 110.000.000,- guna pembangunan penambahan local gedung sekolah dengan swakelola dewan guru dan dewan komite, namun pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya RAB dan Bestek bangunan. Saat tim X-pose setelah diberitahu warga kalau bangunan tersebut bahan campurannya memakai bahan kapur halus dan semen Holcim, kepala sekolah (Sumarmi Spd MM) SMP3 Maron, saat dikonfermasi diruang kerjanya membenarkan adanya campuran bahan bangunannya memakai Kapur dan semen Holcim sebagai campuran hingga proyek ini berdiri mencapai kurang lebih 70%, bahkan sejak proyek itu dilaksanakan sejak awal memang tidak ada yang memantau karena proyek tersebut dikelola secara swakelola bersama komite yang dibentuk oleh sekolah SMP3 Maron, tak hanya bangunannya yang sudah menyalahi RAB proyek pemerintah yang seharusnya butuh pengawasan oktimal justru dibiarkan tanpa adanya jasa konsultan yang mengerti soal tehnik bangunan.

H Supanut kepala Dispendik kabupaten Probolinggo saat dikonfermasi dirumahnya tidak membenarkan bila proyek pemerintah tersebut campuran bangunannya harus memakai kapur, karena itu sudah menyalahi aturan / RAB yang ada, karena menurutnya anggaran biaya yang sudah diterima oleh sekolah itu sudah sesuai dengan RAB, dan tidak boleh ada penyimpangan RAB bahkan perubahan fisik dan matreal bangunan, namun saat ditanya bila ada proyek yang menyimpang dari ketentua RAB H Supanut hanya akan melakukan penegoran serta pembenahan selanjutnya, padahal proyek tersebut sudah mencapai lebih 50%,

Kurangnya pengawasan Dinas Pendidikan  adalah salah satu factor yang mengakibatkan amburadulnya pelaksanaan proyek bangunan SMP3 Maron yang menyimpang dari ketentuan yang ada, karena bila Dispendik serius dalam mengawal seluruh program Pemerintah tentu kejadian seperti ini bisa diminimalisir dan tepat sasaran, Suwari kepala bidang (kabid) SMP / SMA saat dikonfirmasi melalui telfon selulernya malah terkesan membenarkan proyek tersebut, karena menurutnya yang menjadi masalah itu kan hanya campurannya yang memakai kapur, dan itu oleh Suwari dianggap urusan sepele yang tidak perlu dipermasalahkan karena itu dianggap urusan kecil.

Anggota LPPNRI tingkat Nasional (Ari Syamsul Arifin) saat dikonfermasi dirumahnya di wilayah Besuk  Probolinggo oleh X-pose sangat menyesalkan bila Dinas Pendidikan sendiri mengambil sikap setengah hati dan tutup mata terkait dengan temuan masyarakat dan wartawan yang mengetahui adanya penyimpangan yang sudah betul- betul nyata dan ada fakta, karena sekecil apapun permasalahan yang berkaitan dengan keuangan Negara itu adalah amanah rakyat yang harus diemban dan dilaksanakan dengan baik, bukan malah dijadikan bancakan yang bisa merugikan bagi Bangsa dan Negara. (Mistahul Umar / M. Malik)

Bangunan SMP3 Maron Menyimpang Dari RAB Dispendik Tutup Mata



Dinas pendidikan Kabupaten Probolinggo kembali disorot oleh masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta lembaga- lembaga lainnya, mulai dari dugaan carut marutnya tunjangan fungsional Guru serta dugaan Pungli (Potongan Liar-red) tunjangan guru sertifikasi yang saat ini lagi heboh- hebohnya di Kabupaten Probolinggo, benar atau tidaknya saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan / pemantauan LPPNRI (Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara RI-red) tak hanya soal dunia pendidikan yang menuai permasalahan, namun proyek pembangunan gedung sekolahpun kurang dari pemantauan Dinas Pendidikan kabupaten Probolinggo.

Seperti yang terjadi di SMP3 Maron dana yang dikucurkan oleh pemerintah daerah lewat APBD tahun 2010 senilai kurang lebih Rp: 110.000.000,- guna pembangunan penambahan local gedung sekolah dengan swakelola dewan guru dan dewan komite, namun pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya RAB dan Bestek bangunan. Saat tim X-pose setelah diberitahu warga kalau bangunan tersebut bahan campurannya memakai bahan kapur halus dan semen Holcim, kepala sekolah (Sumarmi Spd MM) SMP3 Maron, saat dikonfermasi diruang kerjanya membenarkan adanya campuran bahan bangunannya memakai Kapur dan semen Holcim sebagai campuran hingga proyek ini berdiri mencapai kurang lebih 70%, bahkan sejak proyek itu dilaksanakan sejak awal memang tidak ada yang memantau karena proyek tersebut dikelola secara swakelola bersama komite yang dibentuk oleh sekolah SMP3 Maron, tak hanya bangunannya yang sudah menyalahi RAB proyek pemerintah yang seharusnya butuh pengawasan oktimal justru dibiarkan tanpa adanya jasa konsultan yang mengerti soal tehnik bangunan.

H Supanut kepala Dispendik kabupaten Probolinggo saat dikonfermasi dirumahnya tidak membenarkan bila proyek pemerintah tersebut campuran bangunannya harus memakai kapur, karena itu sudah menyalahi aturan / RAB yang ada, karena menurutnya anggaran biaya yang sudah diterima oleh sekolah itu sudah sesuai dengan RAB, dan tidak boleh ada penyimpangan RAB bahkan perubahan fisik dan matreal bangunan, namun saat ditanya bila ada proyek yang menyimpang dari ketentua RAB H Supanut hanya akan melakukan penegoran serta pembenahan selanjutnya, padahal proyek tersebut sudah mencapai lebih 50%,

Kurangnya pengawasan Dinas Pendidikan  adalah salah satu factor yang mengakibatkan amburadulnya pelaksanaan proyek bangunan SMP3 Maron yang menyimpang dari ketentuan yang ada, karena bila Dispendik serius dalam mengawal seluruh program Pemerintah tentu kejadian seperti ini bisa diminimalisir dan tepat sasaran, Suwari kepala bidang (kabid) SMP / SMA saat dikonfermasi melalui telfon selulernya malah terkesan membenarkan proyek tersebut, karena menurutnya yang menjadi masalah itu kan hanya campurannya yang memakai kapur, dan itu oleh Suwari dianggap urusan sepele yang tidak perlu dipermasalahkan karena itu dianggap urusan kecil.

Anggota LPPNRI tingkat Nasional (Ari Syamsul Arifin) saat dikonfermasi dirumahnya di wilayah Besuk  Probolinggo oleh X-pose sangat menyesalkan bila Dinas Pendidikan sendiri mengambil sikap setengah hati dan tutup mata terkait dengan temuan masyarakat dan wartawan yang mengetahui adanya penyimpangan yang sudah betul- betul nyata dan ada fakta, karena sekecil apapun permasalahan yang berkaitan dengan keuangan Negara itu adalah amanah rakyat yang harus diemban dan dilaksanakan dengan baik, bukan malah dijadikan bancakan yang bisa merugikan bagi Bangsa dan Negara. (Mistahul Umar / M. Malik)

Kades Randu Jalak Rehab Balai Desa Dari ADD

Rehab balai desa Randu Jalak, Kecamatan Besuk, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim) telah berjalan lancar. Dan dana sebesar Rp 27 juta dari alokasi dana desa (ADD) untuk fisik berupa rehab balai desa tersebut adalah demi kenyamanan pelayanan untuk masyarakat/umum di desa itu.

Namun setelah dirinci-rinci, total  keseluruhan biaya rehab itu ternyata menelan biaya sebasar Rp 50 juta. Sedangkan dana yang tercantum di dalam ADD adalah hanya Rp 27 juta. Berarti dana tersebut tidak mencukupi untuk merehab balai. Maka dari itu, kepala desa Randu Jalak, Edy Santoso, Spd harus pandai-pandai mencari dana tambahan demi bisa merehab balai desanya.

"Untuk itulah saya sebagai kepala desa Randu Jalak harus mencari dana tambahan tersebut dari swa daya masyarakat murni,  demi tercapainya merehab balai desa, mas," ujar Edy Santoso, Spd di rumahnya.

Kades Randu Jalak Rehab Balai Desa Dari ADD

Rehab balai desa Randu Jalak, Kecamatan Besuk, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim) telah berjalan lancar. Dan dana sebesar Rp 27 juta dari alokasi dana desa (ADD) untuk fisik berupa rehab balai desa tersebut adalah demi kenyamanan pelayanan untuk masyarakat/umum di desa itu.
Namun setelah dirinci-rinci, total  keseluruhan biaya rehab itu ternyata menelan biaya sebasar Rp 50 juta. Sedangkan dana yang tercantum di dalam ADD adalah hanya Rp 27 juta. Berarti dana tersebut tidak mencukupi untuk merehab balai. Maka dari itu, kepala desa Randu Jalak, Edy Santoso, Spd harus pandai-pandai mencari dana tambahan demi bisa merehab balai desanya.

"Untuk itulah saya sebagai kepala desa Randu Jalak harus mencari dana tambahan tersebut dari swa daya masyarakat murni,  demi tercapainya merehab balai desa, mas," ujar Edy Santoso, Spd di rumahnya. 

Kakek Samuri Merenggut Keperawanan Tosi di Kebun Kopi, Digrebek Warga

Untuk urusan libido/hasrat seksual bagi seorang lelaki mungkin tidak ada ujung pangkal umurnya. Karena libido itu terus ada selama hayat di kandung badan. Seperti halnya juga libido dari seorang kakek yang bernama Samuri dalam usia 60 tahun ini tampaknya selalu menemani di mana kesempatan dan cuaca dingin itu datang menyelimutinya, Samuripun tidak mungkin lagi mempedulikan siapa yang ada di depannya. Tidak terkecuali dengan wanita yang telah lupa ingatan alias gila di Dusunnya sendiri di Dusun Curah Putih, Desa Telogo Sari, Kecamatan Tiris, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim).
Adalah Tosy (34), wanita hilang ingatan itu yang telah diperawani oleh  kakek Samuri saat Tosy sedang berada di sebuah kebun kopi yang jauh dari rumahnya. Dan kedatangan Tosy ke kebun kopi tersebut adalah atas ajakan kakek Samuri dengan cara diming-imingi sesuatu. Namun ternyata sesampainya di kebun kopi, kakek Samuripun menggagahi Tosy dengan berkali-kali, hingga nyaris robek alat vital wanita malang itu.
Namun tampaknya dewi fortuna masih sedikit berpihak kepada Tosy, karena salah satu warga ada yang melihat Kakek Samuri dan Tosy sedang main "kuda-kudaan" di kebun kopi, dan warga yang lainnyapun berbondong-bondong datang menggerebek adegan tidak senonoh yang dilakukan kakek bermoral bejat tersebut.
Tosy pun langsung diamankan warga dan kakek Samuri dibawa ke rumah kepala desa Telogo Sari. Dan di rumah kepala desa ada banyak warga desa, anak pelaku, dan juga tentunya ada juga keluarga korban. Dalam 'sidang' di rumah Kades tersebut, anak pelaku tidak mengakui bahwa bapaknya (kakek Samuri-red) tidak pernah melakukan sebuah pemerkosaan terhadap Tosy, dan dia meminta hal tersebut dilanjutkan ke jalur hukum alias ke Mapolres Probolinggo.

Dan, walhasil, Tosypun divisum di Mapolres. Hingga kini kasus tersebut masih dalam penanganan pihak Perlindungan Perempuan & Anak (PPA) Polres Peobolinggo, Jawa Timur (Jatim).

Rehab Gedung KUA Maron Tak Sesuai Dengan RAB

Sebuah penyimpangan proyek tidak hanya terjadi di kalangan komunitas masyarakat dan komunitas birokrasi umum saja, namun hal itu bisa saja terjadi di lingkungan orang-orang agamis seperti di lingkungan Departemena Agama (Depag) Probolinggo, Jawa Tinur (Jatim) khususnya di Kecamatan Maron.


Dan sebuah penyimpangan yang telah terjadi tersebut yakni berupa penyimpangan pada pelaksanaan proyek rehabilitasi gedung Kantor Urusan Agama (KUA) Kecmatan maron, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim). Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun onemediastyle.com menyebutkan bahwa dana anggaran rehabilitasi gedung KUA Kecamatan Maron tersebut adalah senilai Rp 77. 760. 000. telah menyimpang dari apa yang ada di dalam Renvana Anggaran Belanja (RAB). Dan ketika onemediastyle.com berupaya menginvestigasi ke sebuah lokasi proyek tersebut, ternyata memang benar adanya telah ada penyimpangan.

Dan penyimpangan tersebut yakni berupa keberadaan kayu jendela yang semestinya menurut RAB adalah kayu jati, dan hal itu ternyata bukanlah sebuah kayu jati. Disamping itu, keberadaan toilet/WC dan kamar yang semestinya memakai keramik ternyata tetap dibiarkan seperti semula, dan hanya warnanya yang dirubah dengan cat.


Saat onemediastyle.com berupaya mengkonfirmasikan hal tersebut kepada pihak yang bersangkutan yakni kepada Kepala Bagian Tata Usaha (TU) Depag Probolinggo, Drs. Mifyahul, Mpdi mengatakan bahwa, "Proyek itu memang sudah sesuai dengan RAB dan prosedur yang benar, dan proyek itu sudah kami serahterimakan dari pimpro nya kepada pihak Depag, mas," ujar Miftahul di ruang kerjanya.


Sementara itu menurut Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Maron, Mudzakir, SH saat dikonfirmasi menyatakan bahwa,"Saya sangat menyesalkan atas adanya rehab KUA Maron yang tak sesuai dengan RAB kenapa kok masih diterima oleh Depag," ujar Mudzakir, SH dengan wajah kecewa di ruang kerjanya. (ans/onemediastyle.com)

Perjuangan Menuntut Ilmu di Pulau Terpencil




Perjuangan Menuntut Ilmu di Pulau Terpencil

Bersekolah di Kangean adalah sebuah perjuangan. Minimnya transportasi membuat anak-anak sekolah menumpang truk bak terbuka menuju ke sekolah. Pulau di timur Madura, sembilan jam dari dermaga Kalianget via kapal laut ini memang serba terabaikan. Berhari-hari pulau gelap gulita karena PLN kehabisan pasokan solar. Andai ada listrik pun baru menyala pukul 6 petang hingga 4 pagi, membuat murid-murid sekolah pun tak bisa belajar dengan layak. Jadi jangan salahkan kalau pendidikan mereka tertinggal.

Pengemudi Perempuan Seruduk Becak dan Tukang Sampah, 1 Tewas



 


Surabaya (onemediastyle.com) - Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Kenjeran, Minggu (24/10/2010) pagi. Sebuah mobil jenis Suzuki Swift menabrak tukang becak dan penumpangnya serta seorang tukang sampah.

Akibat kecelakaan ini, penumpang becak tewas di lokasi, sementara tukang becak dan tukang sampah kritis. Mayat korban dibawa ke kamar jenazah RSU Dr Soetomo, sementara korban kritis dibawa ke IRD RSU Dr Soetomo untuk mendapatkan perawatan.

Korban tewas diketahui bernama Mat Taji (80) warga Sidodadi gang 10, Surabaya. Sementara tukang becak diketahui bernama Junaedi (40) warga Sidodadi Sambongan I, Surabaya. Sementara identitas tukang sampah belum diketahui.

Akibat kecelakaan ini Jalan Raya dipenuhi sampah yang berserakan usai ditabrak Suzuki. Warga sekitar langsung berkerumun di lokasi. Tampak mobil Suzuki Swift nopol L 1539 W di lokasi.

Body mobil berwarna abu-abu ini ringsek di bagian depan kanan. Sementara kondisi becak dan bak sampah juga ringsek. Belum diketahui kronologis kecelakaan tersebut.

Saat ini petugas Satlantas Polrestabes Surabaya sedang melakukan olah TKP. Sementara pengemudi mobil yang diketahui berjenis kelamin perempuan langsung diamankan di kantor unit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya di Jalan Manyar, Surabaya guna menjalani pemeriksaan.

Hujan Semalam, Desa Pujiharto Malang Banjir




Malang-(onemediastyle.com) – Hujan deras yang mengguyur kawasan Malang Selatan sejak malam kemarin, membuat kawasan Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang kembali diterjang banjir.
Dari data yang dihimpun onemediastyle.com Minggu (24/10/2010) siang ini, lebih dari 50 rumah warga terendam air bah. Meski kondisi air mulai surut, ratusan warga setempat masih melakukan pembersihan dan menjemur sebagaian perabot rumah yang basah oleh terjangan banjir.
Menurut warga yang rumahnya kebanjiran, Endik Arso mengatakan, siang ini ratusan warga terlihat mengemasi barang-barang miliknya. Antisipasi itu dilakukan warga guna menghindari banjir susulan.
“Cuaca disekitar pujiharjo memang tidak menentu. Meski sian harinya panas, beberapa jam kemudian bisa berubah jadi mendung dan turun hujan deras,” ungkap Endik, Minggu (24/10/2010) siang.
Menurutnya, banjir semalam yang terjadi akibat meluapnya dua sungai yang ada di Desa Pujiharjo. Dua sungai yang tidak mampu
menahan luapan air hujan itu adalah sungai purwo dan sungai senggrek.
Akibat curah hujan yang cukup tinggi itulah, membuat 50 rumah warga yang lokasinya sangat dekat dengan dua sungai tersebut diterjang banjir hingga ketinggian 2 meter. “Banjir terparah menerjang dan menggenangi rumah 5 warga.
Rumahnya sangat dekat dengan sungai tersebut, ” tambah Endik. Sementara itu, khabar dari Pemkab Malang hari ini berniat mengirimkan sejumlah bahan bantuan kelokasi banjir. Bantuan berupa bahan makanan informasinya diberikan langsung pada warga dan dikomandoi Wakil Bupati Malang, Rendra Kresna melalui Satuan Penanggulangan Bencana Pemkab Malang.[yog/ted]

134 Kesenian Sunda Terancam Punah

Bandung (onemediastyle.com
Hasil inventarisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat tahun 2010, sebanyak 134 jenis atau 40% dari total 355 kesenian budaya Sunda yang ada di Jawa Barat terancam punah. Bahkan sebanyak 10% di antaranya sudah dinyatakan punah.

Menurut Kepala Disparbud Jawa Barat, Herdiwan, data itu hasil inventarisasi Disparbud Jabar pada 2010. Pihaknya juga akan kembali menginventarisir ulang agar kepastian jenis-jenis seni budaya Sunda yang terancam punah dan yang sudah punah.

"Namun data sementara memang 40% dari 355 jenis seni budaya Sunda di seluruh Jawa Barat memang terancam punah. Bahkan 10% di antaranya dinyatakan sudah tidak ada lagi di masyarakat," ujarnya kepada wartawan di Bandung, Kamis (21/10).

Dikatakan, upaya untuk melakukan pendataan ulang akan segera dilakukan agar pada tahun 2011 mendatang, seluruh seni budaya Sunda yang masih ada dan sudah hilang bisa terekam dengan baik.

"Kalaupun banyak yang terancam punah, upaya pelestarian akan segera dilakukan. Termasuk kesenian yang sudah hilang, bisa dibangkit kembali. Karena di Jawa Barat ini, masih banyak seniman-seniman tradisional yang diyakini masih menguasai tradisi lama dan mereka berkeinginan kuat ikut melestarikan," sambungnya.

Dia menambahkan, beberapa kesenian budaya Sunda yang sudah dinyatakan hilang antara lain, kesenian Honghong (Sumedang) , Uyeg (Sukabumi), Wayang Ibuk (Cianjur), Wayang Priayi (Bandung), kesenian Angguk (Ciamis), dan Banganan juga dari Ciamis.

"Sedang kesenian Sunda yang terancam punah dan segera harus diselamatakan, antara lain Celempung Awi, Wayang Catur, Pantun Beton, Banjet, Goong Renteng, Parebut Seeng, dan Wayang Cepak," imbuhnya. [rbs/TJ]

Cut Tari Dijerat UU Darurat


Cut Tari batal dijerat polisi dengan UU Pornografi. Tari yang mengakui melakukan hubungan intim dengan Ariel Peterpan ini dikenakan UU Darurat 1951.

"Dari petunjuk Kejaksaan, ada perubahan (Kamis, 14/10). UU Pornografi diubah menjadi Pasal 5 ayat 3 huruf b UU Darurat nomor 1 tahun 1951," jelas Kabid Penum Mabes Polri Kombes Marwoto saat ditemui di kantornya Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/10).

Menurut Marwoto, perubahan pasal itu dilakukan berdasarkan petunjuk Kejaksaan.

UU Darurat 1951 itu dibuat pada saat Indonesia masih berbentuk negara serikat. UU itu digunakan untuk menjerat warga negara yang melanggar pidana menurut hukum adat. Selain UU Darurat, Tari juga tetap dijerat dengan pasal 282 KUHP tentang Kesusilaan. (rry/zul/RMOL)

Perusuh Bisa Ditembak di Tempat Dua Peleton Brimob Amankan Kampanye


JAMINAN KEAMANAN. Pasukan pengamanan dari satuan brimob Parepare saat gelar pasukan di lapangan Bhakti, Rantepao, Jumat, 22 Oktober. (FOTO IST)
RANTEPAO -- Kampanye Pemilukada Toraja Utara akan dimulai hari ini, Sabtu, 23 Oktober. Kampanye diawali penyampaian visi misi dari tujuh kandidat yang bertarung.

Tujuh pasangan calon yang akan memaparkan visi misinya di DPRD Toraja Utara sesuai nomor urut adalah Andarias Palino Popang-Sarah Lallo (1), Daniel Rendeng-Johanis Palimbong (2), YS Dalipang-Simon Liling (3), Bride Allorante-Johanis O.S Bari (4), Deka Paranoan-Mathius Lobo' (5), Frederik Batti Soring-Frederik Buttang Lombelayuk (6), serta pasagan nomor urut 7, Kalatiku Paembonan-Alfrita Pasande.

Pemaparan visi kandidat berlangsung di gedung DPRD Toraja Utara. Dipindahkan ke gedung dewan karena hingga sore kemarin, kantor KPU masih disegel dan diduduki massa pendukung Agustinus La'lang-Benyamin Patondok.

Untuk mengamankan jalannya pemaparan visi misi ini, dua peleton petugas keamanan dari Satuan Brimob Parepare diterjunkan. Brimob serta personel pendukung dari Polres Enrekang dan Palopo, juga telah tiba di Rantepao sejak Kamis, 21 Oktober.

Kapolres Tana Toraja, AKBP Yudi Sinlaeloe mengatakan bahwa dua peleton brimob akan memback up personil polres Tana Toraja mengamankan jalannya kampanye Pemilukada di Toraja Utara.

"Ini bentuk keseriusan kami menjaga agar pilkada berjalan aman, damai dan lancar," kata Yudi usai gelar pasukan pengamanan pemiulkada Toraja Utara di Lapangan Bhakti Kota Rantepao, Jumat, 22 Oktober.

Polres Tana Toraja, kata Yudi, juga mendapat tambahan pasukan pengamanan satu peleton dari polres Enrekang dan satu peleton dari polres Palopo. Pasukan tambahan dari bromob maupun polres tetangga akan berada di wilayah Toraja Utara mulai pelaksanaan kampanye hingga pelantikan bupati-wakil bupati terpilih atau kondisi wilayah Toraja Utara sudah dipastikan aman dan terkendali.

Yudi menjelaskan, dalam melakukan pengamanan, pihak kepolisian berpedoman pada protap Polri. Namun, jika kondisi wilayah sudah tidak terkendali kata dia, maka aparat pengamanan akan bertindak tegas yakni tembak ditempat bagi para pelaku kerusuhan.

Sementara itu, ketua KPU Toraja Utara, Yohanis Banga Rombe menyatakan pihaknya telah siap melaksanakan tahapan kampanye pemilukada Toraja meski kantor KPU masih disegel massa.

"Sesuai dengan jadwal tahapan pemilukada Toraja Utara, masa kampanye akan dimulai 23 Oktober sampai 7 November yang diawali dengan penyampaian visi-misi pasangan calon yang akan berlangsung di gedung DPRD besok (hari ini red). Jadi kita tetap melanjutkan tahapan," tegasnya.(kas)

Pesona Pantai Grajagan



Grajagan merupakan pantai yang menarik untuk dikunjungi. Pantainya luas diselimuti oleh pasir bersih. Di seberang pantai, bukit yang gagah terhujam ke bumi dengan kuatnya. Pemandangan kampung nelayan menambah pesona Grajagan. Wisatawan dapat membeli beberapa jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan. Gua pertahanan jaman jepang juga tersedia di tempat wisata ini. Grajagan kira-kira 53 km ke arah selatan dari Banyuwangi.

Adat Manten Osing Desa Kemiren

Banyuwangi duwe adat penganten dhewek. Adat iku tinggalane mbah buyut bengen kang diuri-uri sampek saiki. Adat penganten Banyuwangi iku bedho ambi adat-adat penganten teka dhaerah liya. Kadhung ditakoni kapan adat Penganten Banyuwangi kawit ana, njawabe rada angel. Polahe kudu ana penelitlan ilmiah kang keneng dipercaya lan diterima secara akademis. Naming kadhung diteliti entheng- enthengan kelawan takon nyang para sepuh, ana jawaban kang keneng dienggo gandholan lan penjelasane para sepuh kaya kang diterangaken ring ngisor iki. Dadi tulisan iki sumbere teka ceritane para sepuh, terus teka pengalaman, utamane pengalaman penulis kumpul ambi dulur-dulur Kemiren lan tulisan- tulisan soal penganten Using sedurunge.
 
 
Pengantene wong Using ku biyasahe paesemung sepisan, yaiku nalika arep surup baen. Tata rias penganten wadon lan penganten lanang ana adate kang wis maton.Dene tata rias utawa paes penganten wadon iku ana telung perkara, kaya kang diterangaken ring isor iki, yaiku:
 1. Tata rias rai utawa wajah.
Tata rias rai utawa wajah yaiku maesi sakat teka nggelung, ngunis, lan masang lotho/medhaki. Dene tata rias rai iku ana papal maceme yaiku: nganggo lotho, nganggo jamang, nganggo anting-anting lan nganggo tasmak kadhung perlu.
Lotho kadhung jaman bengen digawe teka godhong katu hang dicampur ambi kunir Sedheng kunire iku baen kudu pecake hang dienggo ngethok tali puser. Kadhung saiki hang aran lotho iku wis uwah – uwahan kabeh antarane bahan lan modele.  Saiki lotho digawe teka kain beludru kelire cemeng. Modhele pesagi papat dawane 5 cm, diendoni monte cilik-cilik, dietap kaya kembeng lunglungan lan disisipi prada. Ring pajune diweni tali kiwa tengen, masange ditalekaken memburi liwat ndhuwure kuping. Gunane nganggo lotho iku mung supaya penganten wadon bener-bener taat lan tuhu Nong wong tuweke. Jamangan yaiku digawe teka kain beludru kelire cemeng, ditirus utawa dipotong kayä ulan sabit. Kain mau aju diendoni monte pisan kang kelire kuning emas lan abang. Carane nganggo, sakwise lotho dipasang buru jamangan dipasang, kaya dene masang lotho uga diuweni tali kiwa tengene. Gunane jamangan kanggo nambahi supaya penganten wadon katon lebih ayu maning.
Anting-anting hang dienggo penganten Using, digawe teka emas naming uga ana kang teka suwasa Kari ndeleng kemampuane uwonge baen. Kang sing kari, penganten Using biyasahe nganggo tasmak. kelire terserah si tukang paes.
2. Tata rias gelungan utawa sanggul.
Gelungan kang dienggo penganten Using diarane gelungan ronce. Bengen, gelungan iku langsung nganggo rambute dhewek. Saiki akeh-akehe nganggo uncal utawa cemara (rambut palsu). Carane nggawe rambut mau dipinte sulung terus dietap bunder gelungan kang didelehe kembang sundel, kembang wangsa, kembang goyang, gini ringgit, sekar pakis lan oncer-oncer. Kabeh mau nduweni maksud lan tujuwan yaiku penganten wadon gena katon ayu lan nduweni arti penganten wadon kudu tuhu an bekti nong kang lanang, wong tuweke lan nong agamane.
Tata rias kelambi utawa busana.
Tata nias kelambi ana petang bagean yaiku busana gulu kaya dene kalung, busana awak utawa badan kaya dene sarung, lungsuran, stagen utawa sabuk, kutang, selendhang, kebayak dawa, peniti ninggit emas lan korset.
Sarung utawa tapih kadhung penganten Using bengen nganggo tapih sutra Bugis lan mesti motipe latar abang kothak-kothak. Lungsuran utawa kain pecak uga dienggo ring
penganten Using. Sedurunge nganggo tapih, penganten wadon dienggoni Iungsuran utawa tapih hang wis luwas pecake emake. Kang artine supaya panganten wadon mau tetep enget nong emake.
Sabuk utawa astagen nganggone kaya umume yaiku sawise tapihan buru nganggo sabuk utawa stagen. Selendhange, biyasahe bengen nganggo kain cap hero kelire abang dawane 2 meter werane 40 cm. selendhang iki kanggone dienggo hiasan baen. Cara nganggone, tengeh-tengehe selendhang diselempitaken ring sabuk, terus pucuke selendhang digeningaken ngelewer ring nduwure pukang kiwa tengen.
Kebayake penganten Using bengen nganggo kebayak dawa nalika surup. Kebayak mau digawe teka kain beludru kelire cemeng. Ring pinggirane disulami bolak emas lan monte. Motip sulamane umume motip lunglungan. Dene sulamane hang ana ring pucuke kabayak biyasahe gambare kembang. Kebayak mau nganggo kuthu baru. Kebayak modhel gedigi iki dienggo ambi putrine raja. Dadi karepe makene kaya anake raja. Korsete penganten Using digawe teka kembang mawar lan kembang asparaga dipasang ring dhadha.
Busana tangan
Busana tangan ana telung bagean yaiku: kelat bahu, gelang lan ali-ali. Kelat bahu bahane teka kulit dibungkus ambi kain beludru kelire cemeng disulami ambi bolak emas dipasang ring Iengen kiwa lan tengen Gelang biyasahe teka emas, motipe tebu sekeret. Ali-ali teka emas dienggo kaya biyasahe wong nganggo ali-ali.
Busana sikil:
Sandhal motip lan bahane terserah paran duwene utawa dipantes ambi kelire kelambine.
Dene tata rias penganten lanang kaya penjelasan ngisor iki:
1. Tata rias rai/wajah
Magih kaya penganten wadon, sedurunge dipaesi penganten lanang dibuang sulung rambut bajange. Sakwise iku buru diwedhaki atal supaya katon mencorong. Samanne ku alis lan berengos kadhung duwe dikandeli ambi nganggo patelut, lan lambene dipaesi lipen, terus dienggoni tasmak.
2. Tata rias endhas
Kadhung penganten lanang kanggone wong Using sing kakehen macem-macem. Mung cukup nganggo blangkon modhel Solo naming sing nganggo mondholan mburi. Ring pinggire, ring ndhuwure kupinge diselempiti kembang sundel
3. Tata rias kelambi utawa busana
Tata busana penganten lanang Using meh padha ambi penganten wadon, naming ana bidane. Dene peragate antarane. celana, lembaran utawa sarung, selendhang, kelambi, selempang, sabuk, keris lan bros utawa kursase.
- Celanane penganten lanang Using biyasahe bengen nganggo beludru kang kelire cemeng lan polos sing nganggo sulaman paran paran
-  Lembaran utawa sarung kang dienggo parang barong motipe uris. Nganggone sawise nganggo celana, disarungaken kaya dene nganggo sarung mung baen pucuke tiba nong ngarep karo, terus ditekuk diendoni epek.
Selendhang kang dienggo padha ambi selendhange penganten wadon Teka bahan hero, dawane rong meter lan werane 40 cm. carane nganggo ya padha ambi penganten wadon. Ngelewer kiwa lan tengene sak ndhuwure pukang. Kelambi kang dienggo modhel biskap kelire cemeng kaine beludru. Pinggirane disulami bolak emas modhel lunglungan.
-  Selempange digawekaken teka kain beludru pisan lan disulami bolak emas, dawane mung sak meter werane limang senti. Nganggone kaya nganggo selempang umume, mung ring pucuke baen diendoni peniti.
-  Sabuk kang dienggo bahan lan modhele padha ambi selempang mau, ya disulami nganggo bolak emas motipe lunglungan.
- Keris kang dienggo penganten bengen gagange diendoni selendhang cilik. Keris ku setemene ngengetaken nong panganten lanang supaya nduweni pengadeg hang kuwat kaya kuwate keris aji mau.
- Korsase utawa bros bahane teka kembang mawar ambi godhong kembang asparaga, nganggone dipasang dhadha kiwa. Penganten lanang uga nganggo kalung teka ringgit lan
kembang sundel.
Peragate Penganten Kanggo Upacara Surup / Kawinan
Sadurunge ngelaksanakaken kawinan antarane calon penganten lan juru paes kudu nganakaken cecawis ragal (material) lan doa (spiritual). Bandha yaiku barang-barang kang diperlokaken nalika iku. Dene cecawis doa yaiku antarane sekabehe Iarangan-larangan kang bisa gawe batale upacara kudu ditaati.
Cecawise Juru Paes
Cecawis ragat yaiku nyiapaken penganggone para calon penganten lanang lan wadon. Dene cecawis doa yaiku tukang paes nyawisaken sajen utawa  peras kanggo waktu maesi penganten, uga ana kang ngelakoni puwasa, supaya apik lan selamet ulihe maesi. Denè perase yaiku: gedhang raja pelang lirang beras sak kilo, gula jawa, kelapa kang wis dipacaki lan diendoni bolak awe kinangan komplit. kembang telon dibungkus kang diselempiti ambi picis sak cukupe kang diarani sari. Peras iku kadhung wis man maesi digawa mulih ambi tukang paese.
Cecawise Penganten
ulan sak durunge upacara, penganten lana sing ulih menyang-menyang. Sebab nanggung kala. Limang dino sak durunge upacara, penganten wadon dipangur utawa diasab. Ngasab iku diiaksanakaken ambi tukang pangur.
Doane gedigi:
Wajah gumerem Iuwirgendhis, awetu kang cahya, saking gebyare waja, rema memeh wilis.
Artine:
Untune mencorong kaya mutiara,gemuyune manis kaya gula, awake katon mencorong merge teka mencoronge untu rupa kaya done serngenge, rambute cemeng gemilap.
Sakliyane ku pengantene dilurubi utawa diatali. Bahane: kunir, temu giring, godhong kemuning, godhong nangka hang kelire kuning kadhung bisa kang wis temebluk dhewek, godhong langsat hang temebluk dhewek, kencur lan beras. Kabeh bahan mau digerus lan diendoni banyu sithik. Nganggone dipulasaken nong awake penganten setengah diploroti supaya awedhak maujangget lan kulite katon rijig. Ngarepaken surup kira-kira kurang sedina, dianakaken tirakatan ambi maca lontar serat Yusup lan serat Dewi Jalehok.
Siraman Mbuwang Kena/Sangkal
Isuke kira-kira jam lima isuk calon penganten nong kali diedusi bareng. Tapi kaline kang mili. Calon penganten terus diedusi nganggo toya arum. Karepe adus iku supaya calon penganten selamet, lan nupane calon penganten bisa mencorong. Carane ngedusi, kawitane diedusi ambi dhukun penganten lan didoani. sawise iku buru para dulune utawa wang tuweke calon penganten milu ngedusi. Serta wis mari adus calon penganten lanang dikongkon mbuwang utawa ngelekaken celanane, terus kang dikongkon njuwut calon penganten wadon. Kang nduweni arti supaya calon penganten rukun kadhung umah-umah. Saliyane iku siraman iku nganggo peras utawa sajen yaiku: gedhang raja, beras sekilo, gula abang, kelapa kang diendoni bolak lawe, kinangan komplit, picis sari dibungkus kertas sak cukupe.
Peragate Penganten Nalika Arep Surup
Upacara temu manten kadhung cara Using diarani Surup. Merga ketemune penganten lanang lan wadon iku dianakaken waktu surup utawa lingsire serngenge ring kulon. Malah akeh-akehe ngarepaken magrib. Tahap-tahapane upacara surup iku yaiku: arak-arakan, sadhokan utawa disurupaken, borehan lan jejer. Arak-arakan Umume kadhung arep disurupaken ngarake penganten lanang lan wadon sing bareng. Penganten wadon nganteni ring pangonan surup, aju penganten lanang teka marani penganten wadon. Tapi kadhung ring Desa Kemiren bida maning. Penganten lanang lan wadon dipaesi bareng aju melaku diarak melaku nong panggonan surup kang biyasahe ring umahe penganten wadon Waktu arak-arakan iku penganten wadon dijolang utawa ditandu Penganten lanang nunggang jaran. Ring arak-arakan ku dikawiti ambi kesenian barong ring arep. Dene kelengkapane arak-arakan ku antarane: umbul umbul, peras suwun bantal kelasa (lamaran), penetep, ramesan, rantang, wanci kinangan sak sine, payung lan sak bokor banyu arum Penjelasane kaya ngisor iki:
- Umbul-umbule nganggo cagak papahe aren, ring pucuke disisani godhong sithik diwangun kaya kepet, hang perlune dienggo gantungane jajan kaya dene kerupuk abang jo, wajik, kucur lan sameceme jajan kang keneng ditaleni.
- Peras suwun, teka arane baen wis nduduhaken kadhung peras mau cara nggawane disuwun. Kabeh uba rampene penas diwadhahi ring irig gedhe utawa renggong digawe teka semate godhonge lirang dienam arang kaya welasah tapi cepak. Dene isine padha ambi peras-peras liyane mung baen ditambahi godhong-godhongan yaiku godhong andong, godhong kemuning, godhonge puring, godhonge kelampis, godhong suruh belang lan kembange jambe utawa mayang, uga godhonge alang-alang apa-apa. Saliyane iku magih ditambahi takir kang isine bawang abang bawang putih lan temu cemeng.
- Dene peragat lamaran, bantal lan guling iku digulung ambi kelasa hang teka mendong utawa pandhan. Cara nggawa kudu disuwun lan hang nggawa kudu lare magih lancing. Kabeh iku bantal lan guling iku nduweni arti, gok penganten lanang lan wadon iku wis dewasa jasmani lan rohanine saenggo sagah umah-umah.
- Penetep yaiku kendhi diwadhahi ambi bokor kuningan isine banyu putih. Penetep iki nduweni arti supaya penganten sekanone ulihe umah-umah bisa nduweni pikiran hang kening kaya keninge banyu kang ana ring njerone kendhi mau.
-  Wanci iku wadhah kinang,hang komplit ambi isine pisan yaiku: suruh, enjet, gambir, jambe lan bakok sisig. Kabeh iki nduweni anti supaya penganten sekeloron bisa ngerukunaken keluwangane karo.
-  Rantang meh padha ambi welasah naming bidane kadhung nantang digawe teka semate aren dienam arang-arang, cepak lan wera tinimbang welasah. Rantang iki kanggo wadhah tumpeng, akehe loro. Kelire abang lan putih komplit ambi iwake pisan. Maksude yaiku: tumpeng abang lan putih iku ngelambangaken rohe bapak lan emak. Dikarepaken supaya penganten sekelorone tetep enget nong wong tuweke lanang wadon.
-  Ramesan iku jajan cilik-cilik diwadhahi rantang kang ngelambangaken kumpule para keluwargane penganten lanang lan wadon. Nggawane penetep, -wand, nantang lan namesan iku didadekaken siji dikudhungi taplak hang digawe teka kari karine encit disambung-sambung.
- Payung dienggo nalika arak-arakan. Penganten karo dipayungi supaya aja kepanasan utawa kudanan, uga nduweni arti supaya penganten karo dijaga ambi Gusti Allah.
-   Toya arum iku kembang telon diwadhahi bokor diendoni banyu hang gunane dienggo borehane penganten.
-  Beras kuning yaiku beras hang kelire kuning, asale teka campurane beras tan banyune kunir, diwadhahi nong bokor kang artine supaya penganten diedohi batak lan belahi.
- Jolang utawa tandhu yaiku kursi penjalin kang dibungkus ambi kain iris, ring sendhenane diendoni janur kang digawe kaya gunung-gunungan, uga diendoni selendhang kang dikeleweraken biyasahe nganggo selendhang kelire kuning.
- Jaran kang ditunggangi penganten lanang biyasahe jaran kencak aju bisa njuged kadhung ditabuhi
Urut-urutane Arak-arakan
Paling ngarep dhewek pitik-pitikan utawa garudha, barong, tabuhane barong. umbut-umbul, peras suwun, bantal kelasa, penetep, ramesan, wanci lan rantang. Terus ring mburine barisan ku aju penganten wadon hang dijolang tan ring mburine penganten tanang kang nunggang jaran terus ditutup ambi keluwargane penganten.
Sadhokan utawa Surup
Sawise arak-arakan gadug ring arepe umah kang dienggo panggonane surup, penganten lanang tan wadon mudhun teka jolang lan jaran nuju njero umah (biyasahe ring njero terob). Penganten lanang ngadeg ring ndhuwure kelasa pandhan madhep nong kuwadhe, penganten wadon sabalike Dadi bisa adhep-adhepan ngidek tepis. Sawise iku dhukun penganten nyekel jempolane penganten lanang lan wadon aju ditemokaken. Dene kelasa lan tepis iku nduweni perlambang supaya penganen ring mburlan mbesok sing gampang keneng pengaruh tan sing nyeleweng
Borehan
Borehan yaiku sawise penganten disurupaken, penganten wadon dikongkon ngepus sikile penganten lanang ambi toya arum. Maksude supaya penganten wadon bekti lan nurut ambi kang lanang.
Jejer ( Lungguh ring kuwadhe )
Samarine acara borehan diterusaken ring acara jejer utawa lungguh ring kuwadhe. Kadhung bengen penganten loro dilungguhaken ring kuwadhe sewengi jampleng, naming kadung saiki kira-kira jam sanga penganten wis diedhunaken, kanggo nyalami para dhayoh. Jejer iku nduweni arti supaya penganten loro tetepa rukun ulihe umah-umah, dadiya sampek kaken kaken ninen-ninen

Sumber : Majalah Seblang

Paling Ciamik Kepala Reyog dari Kulit Macan Tutul






Keberadaan pembuat reyog di Kabupaten Ponorogo semakin berkurang. Hal ini ditengarai karena selain sulitnya bahan baku, generasi penerus pembuat kerajinan ini pun semakin luntur. Ironisnya, saat ini hanya ada enam perajin saja yang masih bertahan dalam membuat reyog.
Seperti diutarakan Eko Yudho, salah satu perajin reyog warga Jalan Jola-Juli, Tambakbayan, Ponorogo, ketika ditemui onemediastyle.com, Kamis (21/10/2010) bahwa hingga saat ini dia sudah menekuni usaha membuat reyog sejak puluhan tahun silam. Sedangkan ilmu dalam membuat reyog dia dapatkan dari warisan orang tuannya yang juga seorang pembuat reyog.
Uniknya, pembuat reyog di Ponorogo rata-rata mantan seorang pembarong (pemain reyog). “Di Ponorogo sekarang hanya ada sekitar enam orang saja, itu pun rata-rata warisan orang tua yang meminta untuk diteruskan sang anak, termasuk saya,” kata Eko, pria dengan badan kekar dan memiliki tato di lengan kanannya ini.
Menurutnya, dalam pembuatan kepala reyog, pihaknya menggunakan bahan kulit macan asli yang didapatkan dari Sumatera. Meski begitu, dia tidak membantah jika ada kepala reyog yang tebut dari kulit lembu maupun sapi. Namun reyog yang terbuat dari kulit lembu maupun kulit sapi tidak diperkenankan untuk tampil dalam pertunjukan.
“Memang ada kepala macan yang menggunakan kulit lembu, tapi itu sifatnya hanya hiasan dinding saja. Jika dalam pentas kepala reyog ada yang terbuat dari kulit lembu langsung kita turunkan. Itu tidak diperkenankan,” jelas Eko yang akrab disapa dengan panggilan Kentut itu.
Menurutnya, kendala dalam pembuatan reyog hanya pada kulit macan dan bulu merak. Sebab, dia harus mendapatkan kulit macan dari penjual di Sumatera. Sedangkan untuk bulu merak dia harus memesan dari India dan dengan harga yang tidak murah.
Berbeda dengan puluhan tahun silam, di Ponorogo bisa dengan mudah mendapatkan bulu merak. Pasalnya saat itu memang banyak dijumpai burung merak. Namun kini, sangat sulit untuk menjumpai merak. “Seharusnya Ponorogo membudidayakan hewan merak,” pintanya.
Untuk pembuatan satu buah reyog, dia dan lima karyawannya bisa memakan waktu antara dua minggu hingga tiga minggu. Sementara untuk harga jual reyog yang memiliki berat sekitar tiga puluh kilogram ini, dia patok dengan harga antara Rp 25 juta hingga 40 juta rupiah, tergantung dari jenis bahan yang dipakai serta jenis kulit macan itu sendiri.
“Yang paling mahal adalah reyog yang menggunakan kulit macan tutul. Saat ini kita sangat kesulitan mencari kulit macan tutul. Dalam legenda, reyog yang asli juga menggunakan kulit macan tutul,” pungkasnya.
Dari tangan kreatifnya ini, dia pernah mendapatkan pesanan membuat reyog dari luar negri, yakni Suriname dan Inggris. Bahkan, terkadang dia juga mendapatkan order dari negara Eropa lainnya. Namun sayang karena terbatasnya bahan baku, kadang dia harus menolak order.
“Sekali lagi, saya tidak berani menerima order karena sangat sulit mendapatkan kulit macan, apalagi yang jenis macan tutul. Kasihan jika pemesan harus menunggu lama karena tidak ada kulit macan tutul,” guraunya.
Selain membuat reyog, dia juga membuat beberapa miniatur reyog. Untuk harganya, jelas berbeda jauh dengan harga reyog yang asli. Sebab, selain bentuknya yang kecil, pembuatan miniatur reyog ini hanya memakan bahan yang sedikit.
Uniknya, yang laku saat ini justru miniatur reyog yang awalnya dia buat hanya iseng-iseng saja. “Dulu saya tidak kepikiran untuk membuat miniatur reyog. Saat itu karena ada sisa bahan, saya buat miniatur reyog. Ternyata malah banyak yang meminati, Mas,” katanya.
Sedangkan untuk harga jual miniatur, dia mematok harga antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu, tergantung besar dan banyaknya bahan yang digunakan. [air/tur]

Anjing Penjaga Mayat Yonathan Ditembak Agar Evakuasi Lancar

 

Seekor anjing milik Yonatan Semiaji (43), yang ditemukan tewas membusuk di dalam toko dan sekaligus menjadi tempat tinggalnya di Jl Pasar Besar Kota Malang, terpaksa harus ditembak mati oleh polisi agar proses evakuasi lancar.

Menurut Kapolsekta Klojen, Kompol Kartono yang ditemui beritajatim.com di lokasi kejadian, anjing milik korban itu setia menunggu korban di sebelahnya, tepatnya di bawah ranjang tempat korban meninggal. "Kebetulan posisi korban terlentang di atas ranjang sofanya," katanya.

Polisi, kata Kapolsek Klojen, tak bisa mengevakuasi mayat korban karena ada anjingnya. "Anjingnya itu galak dan diperkirakan sudah 1 minggu tidak diberi makan. Maklum pemiliknya sudah meninggal," jelasnya.

Sebelumnya, anjing milik Yonatan itu dipancing diberi daging segar. "Namun, tak juga pindah menemani juragannya yang telah meninggal. Akhirnya polisi berunding kepada pihak keluarganya apakah anjingnya boleh dibunuh atau tidak," ujarnya.

Setelah melakukan perundingan bersama keluarganya, anjing milik Yonatan itu diperbolehkan untuk ditembak mati. "Dan kami koordinasi dengan atasan kami, apakah boleh menggunkan peluru, dan diperbolehkan satu peluru. Akhirnya memakai senjata laras panjang, anjing itu kita tembak di dekat mayat korban," akunya.

Kapolsek mengatakan korban diduga sudah 1 minggu meninggal. "Sampai lama, karena tokonya dikunci dan tak ada orang tahu. Setelah bau busuk keluar dari dalam rumah baru diketahui warga sekitar," katanya.

Dai kejadian tersebut polisi masih akan terus melakukan olah TKP. "Hanya penyebab kematian korban, untuk sementara diduga karena sakit sesak nafas. Dan tinggalnya sendirian di rumahnya. Karena tak punya istri dan anak. Di tubuh korban tidak ditemukan bekas luka atau pukulan benda. Jadi dugaan sementara korban meninggal karena sakit," tegasnya.

Sementara itu, menurut keterangan tante korban, Lilik Rustina (63), yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, korban memang sakit sesak nafas. "Satu minggu yang lalu, dia ke rumah saya silaturrahim. Dia cuma bilang punya penyakit sesak nafas," katanya.

Saat ke rumahnya Lilik, Yonatan memberitahu bisnisnya. "Ia katanya bisnis melalui internet itu. Menawarkan barang dan membeli barang lewat internet. Ia pernah nikah dengan perempuan luar Jawa. Tapi sudah cerai dan tak punya anak," akunya.

Sementara bapak dan ibu Yonatan terang Lilik, sudah lama meninggal. "Jadi tokonya itu sudah diwariskan ke Yonatan. Dulunya toko jual kelengkapan sekolah. Sekarang sudah tidak lagi," akunya.

Ditanya apakan Yonatan punya musuh? Lilik mengaku, Yonatan itu orangnya sabar dan pendiam. "Yang saya tahu tak punya musuhnya. Dan meninggalnya dia karena penyakitnya itu," katanya.

Ditanya apakah Lilik pernah mendatangi rumahnya? Dijawab Lilik sekitar satu minggu yang lalu. "Tapi pintu toko depan dalam kondisi terkunci. Karena dikunci saya langsung pulang dan tak mencium bau busuk apa-apa. Saya tahu meninggal dikasih tahu Agus, mantan karyawan tokonya dulu. Agus itu yang memberi saya kabar bahwa Yonatan meninggal di rumahnya," katanya. [ain/kun]

Diduga Overdosis WILTewas di Kos

Diduga Overdosis WILTewas di Kos
 

Diduga akibat overdosis, Yeni Nanda (38) warga Bungurasih RT 5 RW 3 Waru ditemukan meninggal dunia ditempat kos milik Imam Ashari Desa Wates Sari RT 15 RW 3 Kecataman Balongbendo.

Saat ditemukan meninggal, wanita yg sudah kos selama 5 buln ini tergeletak di atas tempat tidur dengan posisi terlentang. Di lantai ditemukan gumpalan darah dan obat  puyer cap walang kerik yg diduga usai dikonsumsi korban.

Menurut Marcel Dacosta, tetangga kos korban, sebelum meninggal korban ditemani Sugeng Hariyanto (40) warga Jalan Geluran Taman yang selama ini dikenal sebagai lelaki yang mengawininya secara siri.

Kata warga sekitar, sebelum meninggal, Sugeng juga terlihat keluar untuk mencari makan. ''Setelah balik ke kos, isteri muda Sugeng itu sudah tak bernyawa lagi,'' ujarnya Kamis (21/10/2010).

Anehnya, pasca kematian korban, Sugeng juga pamit keluar untuk memberitahukan keluarga korban. Tapi Sugeng tak kunjung kembali ke kos hingga polisi datang kelokasi untuk melakukan olah TKP.

Sampai jenazaah korban dievakuasi ke RSUD, Sugeng juga belum menampakkan hidungnya.

AKP Harto Kapolsek Balongbendo menyatakan, untuk sementara korban diduga meninggal dunia karena sakit keras yg sudah lama di deritanya. Korban menderita penyakit paru paru kronis. ''Korban sempat berobat ke rumah sakit untuk opname. Namun karena tidak ada biaya, akhirnya dibawa pulang,'' terang dia.

Harto juga menyatakan, akan melakukan pemeriksaan pada obat yang ada didekat korban. Akan kita teliti, adakah kesalahan maupun lainnya.[isa/ted]

Diseruduk Truk, Pick Up Muatan Mebel Terbalik

Diseruduk Truk, Pick Up Muatan Mebel Terbalik
 

Mobil dam truk seruduk pick up muatan mobil penuh mebel di Jalan Raya Brangkal, Dusun Gemekan, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kamis (21/10/2010) tadi siang. Akibatnya, seluruh muatan pick up nopol N 9980 M terguling dan seluruh muatan mebel rusak.

Sopir pick up, Iksan (45) menuturnya, ia bersama dua rekannya akan mengantar pesanan mebel ke Kediri namun, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) mobilnya disruduk dari belakang. ''Sempat terguling hinga dua kali dan akhirnya seluruh isi muatan jatuh ke tengah pembatas jalan,'' ungkapnya.

Akibatnya, muatan yang seharusnya diantar ke Kediri rusak karena kejadian tersebut. ''Saya dari Pasuruan mau ke Kediri, untuk mengantar tempat tidur dan meja makan tapi mobil yang kita bawa mengalami kecelakaan hingga semua isinya rusak,'' ujarnya.

Warga Gading Rejo, Pasuruan mengatakan, saat itu hujan turun sehingga jalanan lincin. ''Masih untung kita selamat, karena ada muatan ini. Coba kalau tidak ada, karena posisi kita di bawah antara tumpukan mobel-mebel ini. Tapi semua muatan rusak,'' katanya.[tin/ted]

Polres Probolinggo Siap Razia Setiap Saat

Saat ini aparat polisi gencar melakukan razia. Sebab hal itu sesuai dengan harapan masyarakat yang membutuhkan jaminan keamanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Polres Probolinggo menerapkan sistem dan komitmen tiada hari tanpa razia. Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi usai melakukan talk show di Radio Bromo FM,beberapa waktu lalu.
Kapolres menjelaskan, razia tersebut akan terus dilakukan setiap hari tanpa henti. Razia yang dilakukan oleh Polres Probolinggo ini dimaksudkan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, untuk mencegah tindak pidana yang berkaitan dengan pencurian sepeda motor dan kejahatan di jalan.
“Setiap hari razia dilakukan di tujuh titik yang berpindah-pindah dan diwaktu yang tidak sama. Kami ingin memberi rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” jelasnya AKBP AI Afriandi.
Menurut Kapolres, dari hasil razia tersebut, petugas berhasil menangkap 19 preman dan beberapa kasus lain seperti menyita sepeda motor tanpa surat. “Polres akan terus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kami ingin terus menciptakan suasana yang kondusif di Kabupaten Probolinggo,” ujar mantan Kapolres Bondowoso ini.
Selain melakukan razia, aparat Polres Probolinggo juga melakukan patroli di beberapa titik di Kabupaten Probolinggo. Patroli ini dilaksanakan dari jam 06.30 hingga 07.30. Seluruh personil polisi turun ke lapangan untuk membantu dan melayani masyarakat. “Polri selalu menghargai kedekatan polisi dengan masyarakat. Kita berharap, keberadaan polisi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kapolres AKBP AI Afriandi meminta masyarakat untuk terus menggalakkan siskamling di desanya masing-masing. Siskamling itu dibentuk untuk mengamankan lingkungan masyarakat itu sendiri, artinya, masyarakat yang bertugas mengamankan lingkungannya. “Karena personil polisi terbatas, saya harapkan masyarakat bisa menjadi polisi bagi dirinya sendiri,” ungkap AKBP AI Afriandi.
Selain itu, Kapolres juga menyoroti maraknya pencurian hewan ternak di Kabupaten Probolinggo. Apalagi setelah dilakukan evaluasi pada tahun 2008, untuk wilayah Polwil Malang, Kabupaten Probolinggo menempati urutan teratas tentang pencurian hewan ternak. Selama ini, Polres Probolinggo merasa kesulitan untuk mengusut identitas hewan ternak tersebut.
“Saya punya angan-angan bagaimana bisa menciptakan kartu identitas pada hewan ternak. Supaya keberadaan hewan ternak bisa diidentifikasi secara awal. Sehingga jika ada orang membawa hewan ternak di malam hari, bisa segera kita lacak.,” jelas AKBP AI Afriandi.
Untuk mengetahui rencana tersebut, beberapa waktu yang lalu Polres Probolinggo telah melakukan survey terkait rencana menciptakan kartu identitas pada hewan ternak tersebut.
“Ternyata rencana itu mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Dari masyarakat di 24 kecamatan, 98% masyarakat menyatakan setuju dengan adanya kartu identitas hewan ternak tersebut. Semoga DPRD bisa menerbitkan Perda Identitas Ternak. Sehingga Polres Probolinggo bisa melacak keberadaan hewan ternak bila dijumpai di jalan pada malam hari,” jelas AKBP AI Afriandi.
Polres 
Probolinggo Siap Razia Setiap Saat

Ada Tembang “Teluk Bayur” di Pintu Masuk Terminal Arjosari Malang

Manusia yang ngepres ekonominya memang tiba-tiba harus dituntut kreatif oleh tuntutan hidup sehari-hari. Seperti halnya yang dilakukan salah satu pengamen permanent (tidak keliling) yang ngepos setiap hari di pintu masuk terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur (Jatim) ini. Adalah Mbah Jhi (55), sang pengamen permanent tersebut. Mbah Jhi yang sudah bertahun-tahun menjadi “penunggu” pintu masuk di terminal Arjosari dengan cara menghibur para calon penumpang yang hilir mudik ini, dengan tuhan diberi semangat bertahan hidup dengan caranya sendiri yang kreatif. Dan kreatifitas yang diciptakan  Mbah Jhi adalah memadukan 3 alat musik yang dimainkan oleh panca inderanya. Alat-alat musik tersebut terdiri dari harmonika yang ditiup dengan bibirnya, dua tamborin mini yang ditabuh dengan kedua tangannya bak alat musik drum sungguhan dan perkusi yang dijepitkan di sela-sela jemari kaki kanannya.
Adapun tembang-tembang yang dilagukannya terdiri dari tembang-tembang kenangan seperti Teluk Bayur dan lagu lagu ciptaan Koes Plus. Namun hanya instrumentalia saja, tanpa syair. (anies septivirawan)

Awal Nopember, Masyarakat Kelurahan Banjarsari Banyuwangi Nikmati Air Bersih

Program Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bergulir ke desa-desa di seluruh Indonesia tampaknya akan sangat berarti bagi masyarakat yang menikmatinya. Seperti halnya PNPM di Kelurahan Banjar Sari, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Program PNPM di Kelurahan tersebut berupa pengadaan air bersih melalui sebuah tandon yang dialirkan melalui pipa kepada rumah-rumah warga yang bersangkutan. Namun meski demikian, masyarakat kelurahan itu baru akan merasakan air bersih sekitar pada awal bulan Nopember 2010 mendatang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun www.onemediastyle.com di lapangan menyatakan bahwa lokasi atau titik yang akan dibangun pengadaan air bersih yakni berada di dua titik yang terdiri dari Lingkungan Gunung Sari dan juga di Lingkungan Pancoran.
“Pada tahun 2010 ini sudah kita usulka anggarannya, dan mungkin pengerjaan awal baru pada pertengahan bulan Oktober ini, mas,” ujar Kepala Kantor Kelurahan Banjar Sari, Drs. Ainur Rofiq kepada www.onemediastyle.com di ruang kerjanya.
Sedangkan menurut Ketua TPK PNPM Kelurahan Banjarsari, Edy mengatakan,”Mungkin sekitar pada pertengahan atau akhir bulan Nopember sekitar 200 hingga 500 kepala keluarga (KK) warga masyarakat di Kelurahan Banjarsari sudah bisa menikmati adanya air bersih dari tandon yang disalurkan melalui pipanisasi ini, adapun nominal anggrannya berkisar kurang lebih Rp 230 juta, dan debit air berkisar 8 liter per detik, mas,”ujarnya kepada kompasiana.com beberapa waktu lalu. (ans)Lurah Banjarsari
Air Bersih di Keluarahan Banjarsari
Air Bersih di Keluarahan Banjarsari