Paling Ciamik Kepala Reyog dari Kulit Macan Tutul






Keberadaan pembuat reyog di Kabupaten Ponorogo semakin berkurang. Hal ini ditengarai karena selain sulitnya bahan baku, generasi penerus pembuat kerajinan ini pun semakin luntur. Ironisnya, saat ini hanya ada enam perajin saja yang masih bertahan dalam membuat reyog.
Seperti diutarakan Eko Yudho, salah satu perajin reyog warga Jalan Jola-Juli, Tambakbayan, Ponorogo, ketika ditemui onemediastyle.com, Kamis (21/10/2010) bahwa hingga saat ini dia sudah menekuni usaha membuat reyog sejak puluhan tahun silam. Sedangkan ilmu dalam membuat reyog dia dapatkan dari warisan orang tuannya yang juga seorang pembuat reyog.
Uniknya, pembuat reyog di Ponorogo rata-rata mantan seorang pembarong (pemain reyog). “Di Ponorogo sekarang hanya ada sekitar enam orang saja, itu pun rata-rata warisan orang tua yang meminta untuk diteruskan sang anak, termasuk saya,” kata Eko, pria dengan badan kekar dan memiliki tato di lengan kanannya ini.
Menurutnya, dalam pembuatan kepala reyog, pihaknya menggunakan bahan kulit macan asli yang didapatkan dari Sumatera. Meski begitu, dia tidak membantah jika ada kepala reyog yang tebut dari kulit lembu maupun sapi. Namun reyog yang terbuat dari kulit lembu maupun kulit sapi tidak diperkenankan untuk tampil dalam pertunjukan.
“Memang ada kepala macan yang menggunakan kulit lembu, tapi itu sifatnya hanya hiasan dinding saja. Jika dalam pentas kepala reyog ada yang terbuat dari kulit lembu langsung kita turunkan. Itu tidak diperkenankan,” jelas Eko yang akrab disapa dengan panggilan Kentut itu.
Menurutnya, kendala dalam pembuatan reyog hanya pada kulit macan dan bulu merak. Sebab, dia harus mendapatkan kulit macan dari penjual di Sumatera. Sedangkan untuk bulu merak dia harus memesan dari India dan dengan harga yang tidak murah.
Berbeda dengan puluhan tahun silam, di Ponorogo bisa dengan mudah mendapatkan bulu merak. Pasalnya saat itu memang banyak dijumpai burung merak. Namun kini, sangat sulit untuk menjumpai merak. “Seharusnya Ponorogo membudidayakan hewan merak,” pintanya.
Untuk pembuatan satu buah reyog, dia dan lima karyawannya bisa memakan waktu antara dua minggu hingga tiga minggu. Sementara untuk harga jual reyog yang memiliki berat sekitar tiga puluh kilogram ini, dia patok dengan harga antara Rp 25 juta hingga 40 juta rupiah, tergantung dari jenis bahan yang dipakai serta jenis kulit macan itu sendiri.
“Yang paling mahal adalah reyog yang menggunakan kulit macan tutul. Saat ini kita sangat kesulitan mencari kulit macan tutul. Dalam legenda, reyog yang asli juga menggunakan kulit macan tutul,” pungkasnya.
Dari tangan kreatifnya ini, dia pernah mendapatkan pesanan membuat reyog dari luar negri, yakni Suriname dan Inggris. Bahkan, terkadang dia juga mendapatkan order dari negara Eropa lainnya. Namun sayang karena terbatasnya bahan baku, kadang dia harus menolak order.
“Sekali lagi, saya tidak berani menerima order karena sangat sulit mendapatkan kulit macan, apalagi yang jenis macan tutul. Kasihan jika pemesan harus menunggu lama karena tidak ada kulit macan tutul,” guraunya.
Selain membuat reyog, dia juga membuat beberapa miniatur reyog. Untuk harganya, jelas berbeda jauh dengan harga reyog yang asli. Sebab, selain bentuknya yang kecil, pembuatan miniatur reyog ini hanya memakan bahan yang sedikit.
Uniknya, yang laku saat ini justru miniatur reyog yang awalnya dia buat hanya iseng-iseng saja. “Dulu saya tidak kepikiran untuk membuat miniatur reyog. Saat itu karena ada sisa bahan, saya buat miniatur reyog. Ternyata malah banyak yang meminati, Mas,” katanya.
Sedangkan untuk harga jual miniatur, dia mematok harga antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu, tergantung besar dan banyaknya bahan yang digunakan. [air/tur]

Anjing Penjaga Mayat Yonathan Ditembak Agar Evakuasi Lancar

 

Seekor anjing milik Yonatan Semiaji (43), yang ditemukan tewas membusuk di dalam toko dan sekaligus menjadi tempat tinggalnya di Jl Pasar Besar Kota Malang, terpaksa harus ditembak mati oleh polisi agar proses evakuasi lancar.

Menurut Kapolsekta Klojen, Kompol Kartono yang ditemui beritajatim.com di lokasi kejadian, anjing milik korban itu setia menunggu korban di sebelahnya, tepatnya di bawah ranjang tempat korban meninggal. "Kebetulan posisi korban terlentang di atas ranjang sofanya," katanya.

Polisi, kata Kapolsek Klojen, tak bisa mengevakuasi mayat korban karena ada anjingnya. "Anjingnya itu galak dan diperkirakan sudah 1 minggu tidak diberi makan. Maklum pemiliknya sudah meninggal," jelasnya.

Sebelumnya, anjing milik Yonatan itu dipancing diberi daging segar. "Namun, tak juga pindah menemani juragannya yang telah meninggal. Akhirnya polisi berunding kepada pihak keluarganya apakah anjingnya boleh dibunuh atau tidak," ujarnya.

Setelah melakukan perundingan bersama keluarganya, anjing milik Yonatan itu diperbolehkan untuk ditembak mati. "Dan kami koordinasi dengan atasan kami, apakah boleh menggunkan peluru, dan diperbolehkan satu peluru. Akhirnya memakai senjata laras panjang, anjing itu kita tembak di dekat mayat korban," akunya.

Kapolsek mengatakan korban diduga sudah 1 minggu meninggal. "Sampai lama, karena tokonya dikunci dan tak ada orang tahu. Setelah bau busuk keluar dari dalam rumah baru diketahui warga sekitar," katanya.

Dai kejadian tersebut polisi masih akan terus melakukan olah TKP. "Hanya penyebab kematian korban, untuk sementara diduga karena sakit sesak nafas. Dan tinggalnya sendirian di rumahnya. Karena tak punya istri dan anak. Di tubuh korban tidak ditemukan bekas luka atau pukulan benda. Jadi dugaan sementara korban meninggal karena sakit," tegasnya.

Sementara itu, menurut keterangan tante korban, Lilik Rustina (63), yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, korban memang sakit sesak nafas. "Satu minggu yang lalu, dia ke rumah saya silaturrahim. Dia cuma bilang punya penyakit sesak nafas," katanya.

Saat ke rumahnya Lilik, Yonatan memberitahu bisnisnya. "Ia katanya bisnis melalui internet itu. Menawarkan barang dan membeli barang lewat internet. Ia pernah nikah dengan perempuan luar Jawa. Tapi sudah cerai dan tak punya anak," akunya.

Sementara bapak dan ibu Yonatan terang Lilik, sudah lama meninggal. "Jadi tokonya itu sudah diwariskan ke Yonatan. Dulunya toko jual kelengkapan sekolah. Sekarang sudah tidak lagi," akunya.

Ditanya apakan Yonatan punya musuh? Lilik mengaku, Yonatan itu orangnya sabar dan pendiam. "Yang saya tahu tak punya musuhnya. Dan meninggalnya dia karena penyakitnya itu," katanya.

Ditanya apakah Lilik pernah mendatangi rumahnya? Dijawab Lilik sekitar satu minggu yang lalu. "Tapi pintu toko depan dalam kondisi terkunci. Karena dikunci saya langsung pulang dan tak mencium bau busuk apa-apa. Saya tahu meninggal dikasih tahu Agus, mantan karyawan tokonya dulu. Agus itu yang memberi saya kabar bahwa Yonatan meninggal di rumahnya," katanya. [ain/kun]

Diduga Overdosis WILTewas di Kos

Diduga Overdosis WILTewas di Kos
 

Diduga akibat overdosis, Yeni Nanda (38) warga Bungurasih RT 5 RW 3 Waru ditemukan meninggal dunia ditempat kos milik Imam Ashari Desa Wates Sari RT 15 RW 3 Kecataman Balongbendo.

Saat ditemukan meninggal, wanita yg sudah kos selama 5 buln ini tergeletak di atas tempat tidur dengan posisi terlentang. Di lantai ditemukan gumpalan darah dan obat  puyer cap walang kerik yg diduga usai dikonsumsi korban.

Menurut Marcel Dacosta, tetangga kos korban, sebelum meninggal korban ditemani Sugeng Hariyanto (40) warga Jalan Geluran Taman yang selama ini dikenal sebagai lelaki yang mengawininya secara siri.

Kata warga sekitar, sebelum meninggal, Sugeng juga terlihat keluar untuk mencari makan. ''Setelah balik ke kos, isteri muda Sugeng itu sudah tak bernyawa lagi,'' ujarnya Kamis (21/10/2010).

Anehnya, pasca kematian korban, Sugeng juga pamit keluar untuk memberitahukan keluarga korban. Tapi Sugeng tak kunjung kembali ke kos hingga polisi datang kelokasi untuk melakukan olah TKP.

Sampai jenazaah korban dievakuasi ke RSUD, Sugeng juga belum menampakkan hidungnya.

AKP Harto Kapolsek Balongbendo menyatakan, untuk sementara korban diduga meninggal dunia karena sakit keras yg sudah lama di deritanya. Korban menderita penyakit paru paru kronis. ''Korban sempat berobat ke rumah sakit untuk opname. Namun karena tidak ada biaya, akhirnya dibawa pulang,'' terang dia.

Harto juga menyatakan, akan melakukan pemeriksaan pada obat yang ada didekat korban. Akan kita teliti, adakah kesalahan maupun lainnya.[isa/ted]

Diseruduk Truk, Pick Up Muatan Mebel Terbalik

Diseruduk Truk, Pick Up Muatan Mebel Terbalik
 

Mobil dam truk seruduk pick up muatan mobil penuh mebel di Jalan Raya Brangkal, Dusun Gemekan, Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kamis (21/10/2010) tadi siang. Akibatnya, seluruh muatan pick up nopol N 9980 M terguling dan seluruh muatan mebel rusak.

Sopir pick up, Iksan (45) menuturnya, ia bersama dua rekannya akan mengantar pesanan mebel ke Kediri namun, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) mobilnya disruduk dari belakang. ''Sempat terguling hinga dua kali dan akhirnya seluruh isi muatan jatuh ke tengah pembatas jalan,'' ungkapnya.

Akibatnya, muatan yang seharusnya diantar ke Kediri rusak karena kejadian tersebut. ''Saya dari Pasuruan mau ke Kediri, untuk mengantar tempat tidur dan meja makan tapi mobil yang kita bawa mengalami kecelakaan hingga semua isinya rusak,'' ujarnya.

Warga Gading Rejo, Pasuruan mengatakan, saat itu hujan turun sehingga jalanan lincin. ''Masih untung kita selamat, karena ada muatan ini. Coba kalau tidak ada, karena posisi kita di bawah antara tumpukan mobel-mebel ini. Tapi semua muatan rusak,'' katanya.[tin/ted]

Polres Probolinggo Siap Razia Setiap Saat

Saat ini aparat polisi gencar melakukan razia. Sebab hal itu sesuai dengan harapan masyarakat yang membutuhkan jaminan keamanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Polres Probolinggo menerapkan sistem dan komitmen tiada hari tanpa razia. Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Probolinggo AKBP AI Afriandi usai melakukan talk show di Radio Bromo FM,beberapa waktu lalu.
Kapolres menjelaskan, razia tersebut akan terus dilakukan setiap hari tanpa henti. Razia yang dilakukan oleh Polres Probolinggo ini dimaksudkan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, untuk mencegah tindak pidana yang berkaitan dengan pencurian sepeda motor dan kejahatan di jalan.
“Setiap hari razia dilakukan di tujuh titik yang berpindah-pindah dan diwaktu yang tidak sama. Kami ingin memberi rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” jelasnya AKBP AI Afriandi.
Menurut Kapolres, dari hasil razia tersebut, petugas berhasil menangkap 19 preman dan beberapa kasus lain seperti menyita sepeda motor tanpa surat. “Polres akan terus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kami ingin terus menciptakan suasana yang kondusif di Kabupaten Probolinggo,” ujar mantan Kapolres Bondowoso ini.
Selain melakukan razia, aparat Polres Probolinggo juga melakukan patroli di beberapa titik di Kabupaten Probolinggo. Patroli ini dilaksanakan dari jam 06.30 hingga 07.30. Seluruh personil polisi turun ke lapangan untuk membantu dan melayani masyarakat. “Polri selalu menghargai kedekatan polisi dengan masyarakat. Kita berharap, keberadaan polisi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kapolres AKBP AI Afriandi meminta masyarakat untuk terus menggalakkan siskamling di desanya masing-masing. Siskamling itu dibentuk untuk mengamankan lingkungan masyarakat itu sendiri, artinya, masyarakat yang bertugas mengamankan lingkungannya. “Karena personil polisi terbatas, saya harapkan masyarakat bisa menjadi polisi bagi dirinya sendiri,” ungkap AKBP AI Afriandi.
Selain itu, Kapolres juga menyoroti maraknya pencurian hewan ternak di Kabupaten Probolinggo. Apalagi setelah dilakukan evaluasi pada tahun 2008, untuk wilayah Polwil Malang, Kabupaten Probolinggo menempati urutan teratas tentang pencurian hewan ternak. Selama ini, Polres Probolinggo merasa kesulitan untuk mengusut identitas hewan ternak tersebut.
“Saya punya angan-angan bagaimana bisa menciptakan kartu identitas pada hewan ternak. Supaya keberadaan hewan ternak bisa diidentifikasi secara awal. Sehingga jika ada orang membawa hewan ternak di malam hari, bisa segera kita lacak.,” jelas AKBP AI Afriandi.
Untuk mengetahui rencana tersebut, beberapa waktu yang lalu Polres Probolinggo telah melakukan survey terkait rencana menciptakan kartu identitas pada hewan ternak tersebut.
“Ternyata rencana itu mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Dari masyarakat di 24 kecamatan, 98% masyarakat menyatakan setuju dengan adanya kartu identitas hewan ternak tersebut. Semoga DPRD bisa menerbitkan Perda Identitas Ternak. Sehingga Polres Probolinggo bisa melacak keberadaan hewan ternak bila dijumpai di jalan pada malam hari,” jelas AKBP AI Afriandi.
Polres 
Probolinggo Siap Razia Setiap Saat

Ada Tembang “Teluk Bayur” di Pintu Masuk Terminal Arjosari Malang

Manusia yang ngepres ekonominya memang tiba-tiba harus dituntut kreatif oleh tuntutan hidup sehari-hari. Seperti halnya yang dilakukan salah satu pengamen permanent (tidak keliling) yang ngepos setiap hari di pintu masuk terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur (Jatim) ini. Adalah Mbah Jhi (55), sang pengamen permanent tersebut. Mbah Jhi yang sudah bertahun-tahun menjadi “penunggu” pintu masuk di terminal Arjosari dengan cara menghibur para calon penumpang yang hilir mudik ini, dengan tuhan diberi semangat bertahan hidup dengan caranya sendiri yang kreatif. Dan kreatifitas yang diciptakan  Mbah Jhi adalah memadukan 3 alat musik yang dimainkan oleh panca inderanya. Alat-alat musik tersebut terdiri dari harmonika yang ditiup dengan bibirnya, dua tamborin mini yang ditabuh dengan kedua tangannya bak alat musik drum sungguhan dan perkusi yang dijepitkan di sela-sela jemari kaki kanannya.
Adapun tembang-tembang yang dilagukannya terdiri dari tembang-tembang kenangan seperti Teluk Bayur dan lagu lagu ciptaan Koes Plus. Namun hanya instrumentalia saja, tanpa syair. (anies septivirawan)

Awal Nopember, Masyarakat Kelurahan Banjarsari Banyuwangi Nikmati Air Bersih

Program Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bergulir ke desa-desa di seluruh Indonesia tampaknya akan sangat berarti bagi masyarakat yang menikmatinya. Seperti halnya PNPM di Kelurahan Banjar Sari, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Program PNPM di Kelurahan tersebut berupa pengadaan air bersih melalui sebuah tandon yang dialirkan melalui pipa kepada rumah-rumah warga yang bersangkutan. Namun meski demikian, masyarakat kelurahan itu baru akan merasakan air bersih sekitar pada awal bulan Nopember 2010 mendatang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun www.onemediastyle.com di lapangan menyatakan bahwa lokasi atau titik yang akan dibangun pengadaan air bersih yakni berada di dua titik yang terdiri dari Lingkungan Gunung Sari dan juga di Lingkungan Pancoran.
“Pada tahun 2010 ini sudah kita usulka anggarannya, dan mungkin pengerjaan awal baru pada pertengahan bulan Oktober ini, mas,” ujar Kepala Kantor Kelurahan Banjar Sari, Drs. Ainur Rofiq kepada www.onemediastyle.com di ruang kerjanya.
Sedangkan menurut Ketua TPK PNPM Kelurahan Banjarsari, Edy mengatakan,”Mungkin sekitar pada pertengahan atau akhir bulan Nopember sekitar 200 hingga 500 kepala keluarga (KK) warga masyarakat di Kelurahan Banjarsari sudah bisa menikmati adanya air bersih dari tandon yang disalurkan melalui pipanisasi ini, adapun nominal anggrannya berkisar kurang lebih Rp 230 juta, dan debit air berkisar 8 liter per detik, mas,”ujarnya kepada kompasiana.com beberapa waktu lalu. (ans)Lurah Banjarsari
Air Bersih di Keluarahan Banjarsari
Air Bersih di Keluarahan Banjarsari

Petani Rumput Laut di Desa Alas Rejo Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Sekelompok petani rumput laut di Dusun Kebon Rejo, Desa Alas Rejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) dalam dua tahun terakhir ini tampaknya harus bermodal sendiri. Sementara antara modal dengan pendapatan laba yang diharapkan tampaknya tidak selalu sebanding. Untuk itu para petani tersebut mesti bertekad membentuk kelompok-kelompok tani agar pemerintah mau memberikan bantuan.
Namun meskipun telah membentuk kelompok-kelompok, pemerintah yag dalam hal ini Dinas Perikanan & Kelautan Kabupaten Banyuwangi tidak jua mengucurkan dana bantuan bagi mereka. Padahal produksi rumput laut di tempat mereka cukup produktif sekali.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun kompasiana
Rumput Laut Banyuwangi Mulai Dilirik Investor.
Rumput Laut Banyuwangi Mulai Dilirik Investor.
menyebutkan bahwa produksi rumput laut di Dusun Kebon Rejo itu sempat bisa panen 3 hari sekali dengan produksi 3 hingga 5 ton.  Menurut salah satu bagian pemasaran (Mohamad Zainuri) kelompok tani yang bernama “PENA MAS” (Peduli Nasib Masyarakat) mengatakan, “Untuk harga satu kilo rumput laut yang basah itu adalah Rp 1.100 dan harga rumput laut kering adalah Rp 9 ribu, sedangkan panen kami yakni 3 hari sekali mampu menembus berkisar antara 3 hingga 5 ton, akan tetapi pemerintah sidah dua tahun ke sekarang belum juga memperdulikan kami, yang artinya belum pernah mengucurkan dana bagi kami,” ujar Mohamad Zainurio kepada sejumlah wartawan di tepi pantai, Minggu (10/10).
Sementara itu ketika pihak Dinas Perikanan & Kelautan dihubungi terkait keluhan salah satu petani, dalam hal ini Ir. Suryono mengatakan,”Kita sdah menanggapi keluhan para petani, tapi mereka justru yang gak ngerti, diberi bantuan lantas dia asal comot anggota kelompok, kan repot bagi kami? Sedangkan orang yang bukan di bidangnya laut tiba-tiba direkrut jadi anggota kelompok tani,” ujarnya.

Rumah & Keluarga Korban Banjir di Lingkungan Sukorojo Akan Direlokasi

Hujan deras yang mengguyur kota Banyuwangi pada malam Minggu (16/10) lalu telah menyisakan duka bagi sebagian warga masyarakat di Lingkungan Sukorojo, tepatnya di kawasan RT 01, RW II, Kelurahan Banjasari, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur tepat pada 5.00 WIB sore, tanggal 16 Oktober lalu juga telah memporakporandakan hati seorang wanita bernama Sriwati dan keluarganya di lokasi bantaran sungai/Kali Mungo tersebut.
Pasalnya, ketika
Rumah 
& Keluarga Korban Banjir di Lingkungan Sukorojo Akan Direlokasi

www.onemediastyle.com  mencoba mengikuti serombongan mobil tim dari Kesbanglinmas Banyuwangi beserta orang-orang Kelurahan Banjarsari tersebut, rumah Sriwati yang semi permanent dan bertengger di atas bantaran kali itu telah disapu bersih oleh luapan air sungai yang setinggi 1,5 meter.
Saat Sriwati ditanyakan salah satu orang dari Kelurahan Banjarsari, apakah mau rumahnya dipindahkan ke tempat yang lain yang lebih aman, wanita yang bersuamikan seorang pria pekerja di pabrik batu bata dan beranak satu ini mengaku bersedia direlokasi ke tempat lain yang lebih aman dari bencana banjir.
“Kalau saya sih iya-iya saja pak, asal tempat itu aman dari banjir dan saya beserta keluarga jadi aman dan tenang. Terus terang saya trauma atas kejadian alam ini, karena banjir yang datang pada malam hari itu datang tepat pukul setengah sembilan saat kami mau terlelap tidur, pak, jadi kami mau-mau saja dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman, karena kami sekeluarga semuanya ada empat orang yang butuh ketenangan. Banjir yang datang pada malam hari itu telah menghanyutkan barang perabotan rumah tangga saya seperti kasur, dipan lemari dan banyak lag, kalau ditaksir kerugian kami sekitar kurang lebh lima jutaanlah pak,” papar Sriwati seolah bola matanya akan meneteskan cairan bening, Selasa (19/10) di tepi sungai yang telah menghempas masa depannya. (ANS)

Pelantikan Bupati Banyuwangi Terkesan Eksklusif, Tak Mau Media Lokal

Pelantikan Bupati banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) pada hari Kamis, (21/10) tepat pada pukul 11.30 WIB telah dilaksanakan dan terkesan eksklusif. Pasalnya, para undangan yang datang seolah dipilih-pilih terutama dari insan pers/wartawan.
Dalam acara tersebut, di setiap pintu masuk, untuk para wartawan, penjaga pintu masuk menanyakan identitas wartawan dan ditanya apakah medianya berskala nasional atau paling tidak punya akses ke Jakarta. Kalau tidak, maka wartawan yang bersangkutan tidak bakal bisa masuk meliput acara pelantikan jabatan plitis di banyuwangi tersebut.
“Acara pelantikan ini terkesan eksklusif mas dan yang boleh masuk serta meliput acara itu hanya yang medianya punya akses ke Jakarta, jadi kami-kami ini tak boleh masuk karena wartawan lokal,” ujar salah satu wartawan di Banyuwangi. Sebagian wartawan yang tak kebagian masuk kesal, dan bahkan sebagian ada yang mengutuk seerta bersumpah dengan ucapan sumpahnya yang berbunyi: “Semoga di banyuwangi ada Tsunami besar”. (ANS)
Pelantikan Bupati banyuwangi
Pelantikan Bupati banyuwangi

Puisi Anies Septivirawan: “Kedatangan Luka ke Sekian Kali”

Sore kemarin luka itu datang lagi
menyapamu ketika gerimis jatuh
di tengah kota
sore kemaarin luka itu datang lagi
menunggangi berderet kata
yang tak berdosa
ia bersama kata-kata
hanya berdiri di beranda hatimu
yang tak sudi lagi menerima kedatangannya
sementara semak belukar sajak
telah menghadangnya
:menjagamu!!