Waspadai Angin Dipantura

Banyuwangi ( onemediastyle.com )  – Diperkirakan 3 hari hingga satu minggu kedepan wilayah Madura hingga Banyuwangi (sepanjang Pantura) akan terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang.

Hal ini diungkapkan oleh kepala BMKG Banyuwangi, Arif Triyono ketika ditemui oleh cahayaedukasi.com di ruang kerjanya. Menurut Arif Triyono, dari pantauan Citra Satelit, wilayah Pantura tertutup awan Cumulus Nimbus (CB), yang berpotensi hujan lebat yang membawa angin kencang. Pergerakan awan CB ini berasal dari wilayah Timur Laut Indonesia menuju Selatan, bergerak ke daratan Jawa. Daerah-daerah yang terkena pengaruh terbentuknya awan CB ini adalah seluruh kabupaten di pulau Madura, Pantura, wilayah eks karisidenan Besuki hingga Banyuwangi. Perlu diwaspadai untuk wilayah Besuki diperkirakan mulai siang hingga sore akan turun hujan lebat yang disertai angina kencang.
Dijelaskan oleh Arif Triyono, akhir Oktober ini hampir di seluruh Indonesia sudah mulai berakhir musim pancaroba, dan memasuki musim hujan. Intensitas hujan di  Indonesia, khususnya pulau Jawa, kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan angin bertiup cukup kencang, antara 20 hingga 40 KM/jam. Hal ini menurut Arif Triyono, pengaruh dari meningkatnya suhu air laut di seluruh perairan Indonesia. Salah satu penyebab meningkatnya suhu air laut, akibat dari pemanasan global yang terjadi di Indonesia maupun hampir di seluruh muka bumi.
Arif Triyono menyampaikan kepada seluruh masyarakat, terutama pengguna jalan yang melintas di Pulau Madura hingga Banyuwangi, agar mewaspadai turunnya hujan yang cukup lebat disertai angin kencang. Dikhawatirkan hujan yang disertai angin kencang ini akan menimbulkan kerusakan pada pohon-pohon besar yang ada di pinggir jalan, dan mengganggu pandangan bagi pengguna jalan yang akan melintas.
Dijelaskan oleh Arif Triyono, pada dasarnya ada perbedaan antara angin kencang dengan angina puting beliung. Masyarakat masih menganggap bahwa angin yang bertiup cukup kencang dikategorikan sebagai putting beliung. Padahal ada perbedaan, yakni angin kencang datangnya secara sporadis dan bertiup secara kontinyu atau lurus satu arah. Sedangkan angin puting beliung, datangnya tidak terarah dan ngawur. “Kalau angin kencang belum tentu menimbulkan angin puting beliung, namun kalau angin puting beliung sudah dapat dipastikan bertiup sangat kencang dan menimbulkan banyak kerusakan,” ujar Arif Triyono.
Sedangkan untuk angin kencang yang disertai badai, dipastikan tidak akan terjadi di Indonesia. Karena badai adanya di daerah-daerah benua Eropa, Amerika dan sebagian kecil Asia. Hal ini disebabkan karena Indonesia masuk di garis khatulistiwa dan badai tidak memasuki garis khatulistiwa. “Baru-baru ini terjadi badai Chaba di wilayah Philipina. Namun badai ini sama sekali tidak mengenai Indonesia, hanya ekornya saja yang berimbas di wilayah Indonesia bagian Timur, yakni Sulawesi dan Papua. Itupun hanya berimbas kepada naiknya gelombang laut dan angina kencang di sekitar perairan Sulawesi dan Papua,” ungkap Arif Triyono. Badai Chaba yang terjadi di Philipina bergerak menjauhi Indonesia menuju Utara dari Benua Asia. (Caka)