PWNU Jatim Malu Ada Dolly



 

Surabaya (onemediastyle.com) - Ketua PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah mendukung langkah Gubernur Jatim Soekarwo yang akan menutup Gang Dolly. PWNU meminta penutupan lokalisasi itu tidak hanya sekadar wacana dan tidak jelas arahnya.

"Tentunya kami sangat apresiasi tinggi atas penutupan lokalisasi Dolly. Tapi harus ingat, jangan sampai ada opsi pemindahan lokasi maksiat Dolly ke tempat lain, baik di Surabaya atau daerah Jatim lainnya. Jangan memindahkan masalah dan membuat masalah baru," tukasnya kepada beritajatim.com, Minggu (24/10/2010).

Menurut Mutawakil, para PSK Dolly harus diberi jalan keluar dengan bimbingan agama agar kembali ke yang jalan benar. Selain itu, pemerintah wajib memberikan keterampilan dan keahlian baru agar tidak kembali ke jurang kemaksiatan.

"Harus diberi pemahaman yang masif, kalau jadi PSK itu pekerjaan haram dan bisa menderita dunia hingga akhirat. Penutupan Dolly jangan hanya wacana, masyarakat sudah bosan dengan wacana-wacana terus," imbuhnya.

PWNU Jatim mengusulkan kepada pemerintah, jika memang Dolly benar-benar ditutup, lokasi eks prostitusi itu harus diubah dengan kawasan potensi ekonomi lainnya. Seperti, mendirikan pusat grosir dan perdagangan di sana. Ini diharapkan agar bisa menetralisir lokasi maksiat yang terlanjur dicap masyarakat.

"Sangat tidak layak Jatim memiliki lokasi Dolly. Dari jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 14 ribu, 60 persen-nya ada di Jatim. Ini bisa menjadi alasan murkanya Allah di Jatim, kalau Dolly dibiarkan terus," tuturnya.

Mutawakil pun mengutip salah satu bunyi hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Tabrani, yakni "Allah tidak akan menurunkan adzab secara umum, akibat kedurhakaan orang tertentu. Allah akan menurunkan adzab secara umum (orang baik dan orang jahat), jika masyarakat yang mengetahui kemungkaran itu membiarkan saja".[tok/ted]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar