Anjing Penjaga Mayat Yonathan Ditembak Agar Evakuasi Lancar

 

Seekor anjing milik Yonatan Semiaji (43), yang ditemukan tewas membusuk di dalam toko dan sekaligus menjadi tempat tinggalnya di Jl Pasar Besar Kota Malang, terpaksa harus ditembak mati oleh polisi agar proses evakuasi lancar.

Menurut Kapolsekta Klojen, Kompol Kartono yang ditemui beritajatim.com di lokasi kejadian, anjing milik korban itu setia menunggu korban di sebelahnya, tepatnya di bawah ranjang tempat korban meninggal. "Kebetulan posisi korban terlentang di atas ranjang sofanya," katanya.

Polisi, kata Kapolsek Klojen, tak bisa mengevakuasi mayat korban karena ada anjingnya. "Anjingnya itu galak dan diperkirakan sudah 1 minggu tidak diberi makan. Maklum pemiliknya sudah meninggal," jelasnya.

Sebelumnya, anjing milik Yonatan itu dipancing diberi daging segar. "Namun, tak juga pindah menemani juragannya yang telah meninggal. Akhirnya polisi berunding kepada pihak keluarganya apakah anjingnya boleh dibunuh atau tidak," ujarnya.

Setelah melakukan perundingan bersama keluarganya, anjing milik Yonatan itu diperbolehkan untuk ditembak mati. "Dan kami koordinasi dengan atasan kami, apakah boleh menggunkan peluru, dan diperbolehkan satu peluru. Akhirnya memakai senjata laras panjang, anjing itu kita tembak di dekat mayat korban," akunya.

Kapolsek mengatakan korban diduga sudah 1 minggu meninggal. "Sampai lama, karena tokonya dikunci dan tak ada orang tahu. Setelah bau busuk keluar dari dalam rumah baru diketahui warga sekitar," katanya.

Dai kejadian tersebut polisi masih akan terus melakukan olah TKP. "Hanya penyebab kematian korban, untuk sementara diduga karena sakit sesak nafas. Dan tinggalnya sendirian di rumahnya. Karena tak punya istri dan anak. Di tubuh korban tidak ditemukan bekas luka atau pukulan benda. Jadi dugaan sementara korban meninggal karena sakit," tegasnya.

Sementara itu, menurut keterangan tante korban, Lilik Rustina (63), yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, korban memang sakit sesak nafas. "Satu minggu yang lalu, dia ke rumah saya silaturrahim. Dia cuma bilang punya penyakit sesak nafas," katanya.

Saat ke rumahnya Lilik, Yonatan memberitahu bisnisnya. "Ia katanya bisnis melalui internet itu. Menawarkan barang dan membeli barang lewat internet. Ia pernah nikah dengan perempuan luar Jawa. Tapi sudah cerai dan tak punya anak," akunya.

Sementara bapak dan ibu Yonatan terang Lilik, sudah lama meninggal. "Jadi tokonya itu sudah diwariskan ke Yonatan. Dulunya toko jual kelengkapan sekolah. Sekarang sudah tidak lagi," akunya.

Ditanya apakan Yonatan punya musuh? Lilik mengaku, Yonatan itu orangnya sabar dan pendiam. "Yang saya tahu tak punya musuhnya. Dan meninggalnya dia karena penyakitnya itu," katanya.

Ditanya apakah Lilik pernah mendatangi rumahnya? Dijawab Lilik sekitar satu minggu yang lalu. "Tapi pintu toko depan dalam kondisi terkunci. Karena dikunci saya langsung pulang dan tak mencium bau busuk apa-apa. Saya tahu meninggal dikasih tahu Agus, mantan karyawan tokonya dulu. Agus itu yang memberi saya kabar bahwa Yonatan meninggal di rumahnya," katanya. [ain/kun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar